TRIBUN-BALI.COM - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Karangasem, mencapai sekitar 373 kasus per semester 2023.
Jumlah ini mengalami penurunan dibanding pada periode sama tahun 2022. Kasus DBD tersebar di delapan kecamatan di Karangasem. Diantaranya Manggis, Bebandem, Abang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karangasem, Gusti Bagus Putra Pertama, mengungkapkan, kasus DBD di Karangasem alami penurunan dibandingkan periode sama 2022.
"Kalau semester satu 2022 jumlah kasus DBD 591. Artinya terdapat penurunan sekitar 218 kasus,"ungkap I Gusti Bagus Putra Pertama.
Baca juga: TMMD ke-117 Bangun Desa Darmasaba Lancarkan Sirkulasi Pertanian Untuk Pertahanan Rakyat Semesta
Baca juga: Menparekraf Catatkan Potensi Kehilangan Devisa Rp 198,17 Miliar Usai ANOC WBG Batal Diadakan di Bali
Pejabat asal Sidemen mengaku, menurunnya kasus DBD disebabkan beberapa faktor.
Diantaranya tumbuhnya kesadaran masyarakat terkait bahaya DBD.
Mengingat tahun 2023 ada 3 orang meninggal dunia, dikarenakan positif DBD.
Sehingga sebagian warga mulai gencar jaga kebersihannya, serta lingkungan sekitarnya.
"Diawal tahun 2023 cuaca di Karangasem sempat panas. Sehingga jentik tak bisa berkembang biak.
Tapi Juli 2023 hujan kembali turun. Warga harus berwaspada dan hati - hati. Tetap menjaga kebersihan lingkungan,"imbuh Gusti Pertama, pria yang berprofesi sebagai dokter ini.Â
Untuk menekan kasus DBD di Karangasem, pemerintah mulai mengaktifkan kembali kelompok kerja operasional (pokjanal) untuk pemberantasan DBD di tiap desa.
Hal itu perlu dijalankan, agar Karangasem bisa menekan penyebaran kasus DBD setiap tahunnya secara konsisten sehingga tak ad korban jiwa.
Pemerintah terus melaksanakan sosialisasi 3 M dan PSM (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
Kegiatan fogging di semua desa terus digencarkan."Petugas dinas kesehatan rutin mengelar fogging.
Kegiatan difokuskan ke desa yang sudah ada kasusnya. Rutin setiap hari ke desa," tambah Gusti Pertama, sapaan akrabnya.
"Kita berharap peran masyarakat dalam menekan kasus DBD di Karangasem. Bila perlu setiap rumah harus ada yang memantau jentik di rumah. Yang terpenting yakni menjaga kebersihan lingkungan sekitar," kata Gusti Pertama mengimbau. (*)