TRIBUN-BALI.COM, MAKASSAR - Kepergian Luis Milla dari Persib Bandung masih menuai sorotan di khalayak Liga 1, disisi lain pelatih PSM Makassar pun kian genit demi skuatnya.
Setelah ditinggal Luis Milla, Persib Bandung akan menghadapi lawan terdekat yaitu PSM Makassar.
Sebagai juara Liga 1, memang bukan hal mudah bagi Persib Bandung untuk mengalahkan PSM Makassar.
Disisi lain PSM Makassar juga harus mampu mempertahankan gengsinya sebagai juara.
Baca juga: Liga 1: Persib Bandung Ungkap Pelatih Baru Setelah Luis Milla Hengkang, Bukan Yaya Sunarya
Jelang kontra PSM Makassar, Persib Bandung bakal dipimpin asisten pelatih Yaya Sunarya.
PSM Makassar bukan tak memiliki masalah serius jelang kontra Persib Bandung.
Dua pemain PSM Makassar menerima kartu merah dua laga terakhir di Liga 1 musim 2023 / 2024.
Pemain pertama PSM Makassar menerima kartu merah ialah Erwin Gutawa.
Erwin Gutawa menerima kartu merah saat laga PSM Makassar vs Dewa United di Stadion Gelora BJ Habibie.
Akibatnya, PSM Makassar kalah 1-2 dari Dewa United.
Baca juga: Kutukan Liga 1 Kian Nyata, Setelah Persib Bandung Ditinggal Luis Milla, Kini Giliran PSM Makassar
Gol kedua Dewa United dicetak setelah Erwin Gutawa menerima kartu merah.
Laga berikutnya, pemain PSM Makassar Dzaky Asraf juga menerima kartu merah.
Kartu merah didapatkan Dzaky Asraf saat PSM Makassar melawan Persikabo 1973.
Kondisi ini tentu membuat Bernardo Tavares tak nyaman.
pelatih PSM Makassar itu geram terhadap kepemimpinan wasit.
Menurutnya wasit sangat mudah memberikan Pasukan Ramang kartu.
Baca juga: Luis Milla Mundur dari Persib Bandung, Persija Beri Sinyal Positif di Liga 1
Akan tetapi hal itu berbanding terbalik dengan tim lawan.
Tavares meminta agar wasit Indonesia dievaluasi.
“Tolong siapapun yang punya tugas mengevaluasi wasit di Indonesia ini dan menganalisa wasit, lihat pertandingan kita,” katanya saat post match, Jumat (14/7/2023).
“Terlalu gampang (wasit) memberikan kartu kuning kepasa staf, official, kepada pemain, tapi mereka tidak melihat hal-hal yang krusial di lapangan,” tegasnya.
Kritik Tavares bukan omong kosong tetapi berlandaskan bukti.
Ia mencotohkan, bahwa pelanggaran pertama Dzaky seharusnya tidak diberikan kartu kuning.
Disisi lain, pemain Persikabo 1973 menghentikan serangan Yakob dengan tangan, namun tak dapat pelanggaran maupun kartu.
Hal ini tidak fair dan merugikan Juku Eja.
“Dan untuk pemain kita Dzaki saya kira dikeputusan kedua wasit memberikan kartu kuning itu layak, tapi kartu kuning pertama ini konyol sekali,” ucap Tavares.
“Menit 79 Yakob transisi menyerang dan nomor 80 (Persikabo) menghentikan bola dengan tangannya, saya kira empat wasit melihat hal tersebut,” jelasnya.
Gideon Dapaherang Hukum Dzaky Asraf
Gideon Dapaherang wasit pimpin laga Persikabo 1973 vs PSM Makassar.
Kepemimpinan Gideon Dapaherang laga Persikabo 1973 vs PSM Makassar diprotes Bernardo Tavares.
Gideon Dapaherang mengganjar Dzaky Asraf kartu merah menit ke-65.
PSM Makassar harus bermain dengan 10 pemain menghadapi Persikabo di sisa waktu babak kedua.
Dzaky Asraf mendapat kartu merah setelah diganjar kartu kuning kedua usai melanggar pemain depan Persikabo.
Padahal Dzaky Asraf masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua menggantikan Victor Dethan yang mengalami cedera.
Namun baru sekitar 5 menit berada di dalam lapangan, Dzaky Asraf sudah mendapat kartu kuning.
Kemudian kartu kuning kedua didapat melalui pelanggaran yang dilakukan Dzaky Asraf demi memutus serangan cepat Persikabo.
Gideon Dapaherang merupakan wasit berlisensi asal Jakarta.
Laporan Kontributor TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR, M.Yaumil
Artikel terkait telah tayang di Tribun Timur dengan judul Permintaan Khusus Tavares Usai Dua Pemainnya Diganjar Kartu Merah, Wajar Pelatih PSM Makassar Marah