TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Bulan Oktober hingga beberapa bulan ke depan, Kabupaten Gianyar, Bali memasuki musim buah.
Di satu sisi, hal tersebut tentunya akan berdampak positif terhadap pasokan buah di Gianyar, namun di sisi lain, Dinas Kesehatan (Dinkes) Gianyar memberikan perhatian serius terhadap musim buah.
Mereka ingin mengantisipasi tidak ada buah yang terpapar virus nipah.
Baca juga: RSU Bangli Siapkan Ruang Isolasi Antisipasi Penyebaran Virus Nipah
Kepala Dinkes Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, Senin 9 Oktober 2023 mengatakan, sepanjang 28 tahun terakhir, ini di Bali maupun Indonesia, belum terdeteksi adanya virus nipah. Kasus terakhir terjadi pada 1994.
Dia menjelaskan, virus nipah berasal dari binatang ternak, yang dibawa oleh kelelawar yang hinggap atau memakan buah.
Virus yang menempel pada buah dipakan oleh babi dan virusnya menyebar ke manusia.
Baca juga: Puluhan Babi di Karangasem Mati Mendadak, Distan Bantah karena Virus: Mungkin Kepanasan
Adapun ciri umum serangan pada manusia, ditandai dengan penyakit pernapasan atau esenfalitis yang mematikan.
"Kasus umumnya dari kelelawar buah yang terinfeksi sebagai inang, lalu menempel ke babi dan menginveksi manusia," ujar Ariyuni.
Lebih lanjut dijelaskan, penularan nipah terjadi melalui konsumsi makanan yang sudah terkontaminasi virus NiV atau bisa juga dengan kontak dengan hewan, atau sesama manusia melalui cairan tubuh orang yang terinfeksi.
Baca juga: Virus Serang Bebek di Ubud, Membaik Setelah Divaksin
"Jadi faktor risikonya adalah kedekatan, menyentuh, mengkonsumsi, menemani orang yang terinfeksi sehingga memudahkan kontak dengan droplet NiV," ungkapnya.
Dalam mengantisipasi hal tersebut, Ariyuni telah menjalankan sesuai imbauan pemerintah pusat. Yakni, menginstruksikan seluruh puskesmas dan instansi kesehatan lain untuk melakut kewaspadaan dini.
"Kasus terakhir di Indonesia terjadi pada tahun 1994. Sedangkan saat ini negara yang dilaporkan sudah terkena virus nipah adalah India dan Bangladesh. Namum saat ini vaksinnya sudah ditemukan," jelas Ariyuni.
Baca juga: Abiansemal Masih Nihil Virus PMK, Puluhan Sapi Divaksin, Kapolsek Minta Jangan Panik dan Lakukan ini
Ariyuni juga menjelaskan, saat ini kasusnya belum dilaporkan di Indonesia.
Meski demikian, pihaknya wajib meningkatkan kewaspadaan. Diapun mengimbau masyarakat agar memakan buah yang telah dicuci bersih.
"Bila saat dikupas ada semacam busuk, sebaiknya tidak dikonsumsi. Apalagi ada bekas gigitan binatang tertentu sepert kelelawar. Kita patut waspada," ujarnya. (*)