TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA- Berikut daftar calon legislatif (caleg) wajah baru yang menghiasi DPRD Badung, Jembrana, Tabanan, dan Buleleng.
Sejumlah caleg pendatang baru atau newcomer dipastikan akan melenggang menjadi wakil rakyat setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara dan Penetapan Hasil Pemilu 2024 di sejumlah daerah di Kabupaten/kota di Provinsi Bali, Selasa, 5 Maret 2024.
Siapa saja caleg pendatang baru yang akan menjadi wakil rakyat di DPRD? Berikut ini ulasan selengkapnya.
Baca juga: Pileg 2024 : PDIP Kuasai 15 Kursi di DPRD Jembrana, Sri Sutharmi Berpotensi Jabat Ketua DPRD Lagi
Calon legislatif (Caleg) yang akan duduk di kursi DPRD daerah setempat pun bisa dipastikan dengan hasil perolehan suara mereka, yakni di Kabupaten Badung, Tabanan, Jembrana, dan Buleleng.
Dari pemerolehan suara yang ditetapkan oleh KPU Badung, ternyata pada pileg 2024 di Kabupaten Badung cukup menarik.
Pasalnya banyak petahana yang tumbang dan diisi oleh pendatang baru.
Dari prediksi perolehan suara itu, ada 10 petahana DPRD Badung periode 2019-2024 dipastikan tumbang pada Pileg 2024 dan satu tidak ikut bertarung.
Sebagai gantinya ada 16 wajah baru yang bakal menghiasi parlemen Badung untuk lima tahun kedepan.
Bertambahnya pendatang baru atau newcomer selain karena ada yang tersingkir karena jumlah suara juga disebabkan oleh bertambahnya jumlah kursi parlemen Badung, yaitu dari 40 menjadi 45 kursi.
Komposisi caleg gagal dan sukses ke DPRD Badung ini dapat dilihat dari hasil pleno KPU Badung yang berlangsung 2-3 Maret 2024.
Dari perankingan KPU Badung dipastikan ada 10 petahana DPRD Badung yang gagal mempertahankan kursinya dan satu tidak ikut bertarung.
Adapun mereka yang tersingkir dari kursi DPRD Badung adalah IGA Inda Trimafo Yuda (PDIP), Ni Luh Kadek Suastiari (PDIP), Ni Luh Sekarini (PDIP), IB Alit Arga Patra (PDIP), Ni Komang Triani (PDIP), IGN Sudiarsa (PDIP), Ni Luh Gede Mediastuti (Golkar), Nyoman Suka (Golkar) Ni Ketut Sueni (Golkar), dan I Gede Suardika (Nasdem).
Otomatis, dengan adanya penambahan 5 kursi termasuk kursi petahana ini direbut oleh 16 nama baru.
Meliputi Made Bima Nata (PDIP), I Nyoman Artawa (Golkar), I Made Rai Wirata (PDIP), I Putu Sika Adi Putra (Golkar) dan I Made Suparta (Golkar).
Kemudian ada IB Gede Putra Manubawa (Gerindra), I Putu Dendy Astra Wijaya (PDIP), I Gede Budiyoga (PDIP), I Wayan Joni Pergawa (Golkar), I Made Sudira (PDIP), I Wayan Sukses (Golkar) dan I Made Tomy Martana Putra (Golkar).
Baca juga: Raih Suara Terbanyak di Pileg DPRD Provinsi Bali Dapil Badung, Gus Bota Sebut Semua Itu Tidak Mudah
Selanjutnya I Nyoman Sudana (Golkar), I Made Sada (Demokrat) dan I Wayan Puspa Negara (Gerindra) dan I Gede Suraharja (Golkar).
Menariknya ada dua nama baru yang nota bene adalah pemain lama dalam catur perpolitikan Badung kembali lolos.
Mereka adalah I Wayan Puspa Negara dan I Gede Suraharja. Keduanya sama-sama sudah pernah menjabat sebagai anggota DPRD Badung periode 20014-2019.
Namun, ketika bertarung di Pileg 2019 kedua politisi yang kala itu sama-sama maju lewat Golkar harus tersingkir.
Kemudian pada Pileg 2024 ini keduanya pun dipastikan kembali menduduki kursi DPRD Badung.
Puspa Negara yang loncat ke Gerindra maju di Dapil Kuta dan Suraharja yang tiada lain adalah ayah dari penyanyi Mahalini maju di Dapil Kuta Utara.
Kendati demikian, Partai PDIP masih menjadi penguasa kursi DPRD badung dengan 27 caleg terpilih dari enam dapil di Kabupaten Badung.
Namun jumlah tersebut turun dari pileg 2019 lalu dimana PDIP menduduki 28 kursi.
Sementara itu, partai Golkar berhasil menambah 4 kursi dari 7 kursi di periode sebelumnya. Golkar menguasai 11 kursi dari 45 kursi DPRD Badung.
Selanjutnya partai Gerindra menambah 100 persen yakni 4 kursi di DPRD Badung dari 2 kursi pada periode sebelumnya.
Begitu juga Partai Demokrat yang sebelumnya hanya menduduki 2 kursi, kini menjadi 3 kursi. Sementara 1 kursi yang sebelumnya diduduki Nasdem dari Dapil Abiansemal kini harus legowo tersingkir.
Ketua KPU Badung, I Gusti Ketut Gede Yusa Arsana Putra tidak menampik jika perhitungan suara yang dilakukan hampir sama dengan pleno di kecamatan.
Namun pihaknya juga belum berani membeberkan lebih detail siapa calon-calon yang dipastikan lolos.
"Tetapi kami belum bisa menyampaikan itu sekarang, karena penetapannya baru akan dilakukan setelah tiga hari register perkara tercatatkan di Mahkamah Konstitusi,” ujar Yusa Arsana.
Baca juga: Profil I Nyoman Parta, Peraih Suara Tertinggi Sementara Pileg DPR RI Dapil Bali
Di Kabupaten Jembrana, hasil rapat pleno KPU setempat di Gedung Mendopo Kesari, Senin (4/3) malam, ternyata PDIP menguasai peroleh kursi untuk DPRD Jembrana pada Pileg 2024.
Namun begitu, ada 10 petahana yang diproyeksi tumbang atau gagal alias keok pada kontestasi politik kali ini.
Menurut data, PDIP masih mendominasi perolehan suara dengan 15 kursi dari total 35 kursi di DPRD Jembrana.
Disusul Partai Golkar dan Partai Demokrat masing-masing 6 kursi. Gerindra 4 kursi dan PKB serta PPP masing-masing 2 kursi.
Penetapan caleg untuk DPRD Jembrana akan dilakukan KPU Jembrana setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan BRPK (Bukti Registrasi Perkara Konstitusi).
Dari 35 kursi DPRD Jembrana, di Dapil 1 Kecamatan Negara ada 11 kursi, 7 kursi di Dapil 2 Kecamatan Melaya, 3 kursi di Dapil 3 Kecamatan Pekutatan, 7 kursi di Dapil 4 Kecamatan Mendoyo, dan terakhir 7 kursi di Dapil 5 Kecamatan Jembrana. (Lihat tabel di Grafis).
Dari perolehan suara tersebut, Srikandi PDIP yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPC PDIP Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi meraih suara tertinggi dengan jumlah 6.318 suara.
Sehingga ia berpotensi kembali menjabat Ketua DPRD Jembrana Periode 2024-2029.
Ketua KPU Jembrana, I Ketut Adi Sanjaya mengatakan, tahapan pleno tingkat kabupaten sudah selesai Senin (4/3) malam.
Selanjutnya, berkas hasil pleno tersebut juga telah diserahkan ke KPU Provinsi Bali, Selasa (5/3).
Kemudian untuk penetapan caleg baru akan dilakukan setelah MK mengeluarkan BRPK yang kemungkinan selesai pada akhir Maret 2024.
"Kemungkinan akhir Maret ini. Tapi yang pasti 3 hari setelah MK mengeluarkan BRPK," ujarnya.
Di Kabupaten Tabanan, hasil pleno KPU setempat menunjukkan caleg tingkat Provinsi dan Kabupaten pun sudah ketahuan.
Tujuh newcomer diprediksi melenggang ke DPRD Kabupaten. Satu pendatang baru juga menghiasi kursi DPRD Provinsi Bali.
Partai yang dominan dengan pendatang baru tetap PDIP, khususnya di tingkat kabupaten. Enam newcomer berhasil mempertahankan kursi atau menambah kursi PDIP.
Satu sisanya ialah pendatang baru dari Gerindra. Sedangkan di tingkat provinsi PDIP mempertahankan kursi melalui newcomer.
Tujuh newcomer yang berhasil meraih kursi DPRD Kabupaten itu diantaranya, I Nengah Surajaya (PDIP) dengan 3.780 suara, Nyoman Gede Andika (Gerindra) dengan 787 suara (Suara partai 4.072), I Gde Made Suarjana (PDIP) dengan 10.348 suara, Gede Made Dedy Pratama (PDIP) dengan 6.527 suara, I Nyoman Wiyarsa (PDIP) dengan 3.185 suara, I Gusti Ketut Artayasa (PDIP) dengan 4.617 suara, I Nyoman Sukanada (PDIP) dengan 4.207 suara.
Sedangkan pendatang baru, DPRD Provinsi Bali ialah Ni Made Usmantari, dengan 45.948 suara. Sedangkan untuk DPRD Bali dengan perebutan enam kursi tidak ada perubahan.
PDIP tetap empat kursi, dan sisanya dipegang Gerindra dan Golkar yang merupakan incumbent.
Peraih suara Provinsi dari Tabanan seluruhnya adalah incumbent. Hanya Usmantari yang merupakan istri dari politikus PDIP, Made Urip yang pendatang baru.
Enam kursi DPRD Provinsi dari Tabanan, yakni I Ketut Purnaya (PDIP) 51.035 suara, Ni Made Usmantari (PDIP) 45.948 suara, I Ketut Suryadi (PDIP) 44.947 suara, I Made Supartha (PDIP) 27.199 suara.
Lalu ada I Gde Ketut Nugrahita Pendit (Gerindra) 20.287 suara , dan I Nyoman Wirya (Golkar) dengan 15.812 suara.
Di Kabupaten Buleleng, hasil rapat pleno KPU setempat menunjukkan, kursi DPRD Buleleng sebagian besar diraup PDIP dengan 18 kursi. Partai Golkar meraih 11 kursi, NasDem 6 kursi, Gerindra 4 kursi, Demokrat 3 kursi, Hanura 2 kursi dan PKB 1 kursi.
Meski PDIP berhasil mendominasi, namun jumlah itu jauh dari target yang ditetapkan oleh partai yang sebelumnya optimistis meraih 25 kursi. Sekretaris DPC PDI Perjuangan Buleleng Gede Supriatna, Selasa (5/3) mengakui pihaknya hanya mampu bertahan di 18 kursi.
Hal ini terjadi lantaran raihan suara pada Dapil 1 Kota Singaraja dan Dapil 9 Kecamatan Sukasada menurun akibat ketatnya persaingan.
Supriatna menyebut hal ini akan menjadi bahan evaluasi pihaknya ke depan, terkait tidak tercapainya target dalam perolehan kursi di DPRD Buleleng. Kedepan pihaknya akan menyiapkan kader dan memetakan caleg-caleg yang lebih berpotensi.
Dari 18 kader yang lolos ke kursi DPRD Buleleng, lima di antaranya merupakan wajah baru alias newcomer.
Di antaranya Made Mudita, Dewa Nyoman Sukardina, Dewa Komang Yudi Astra, AA Ketut Widia Putra dan Nyoman Somasuara.
13 calon lainnya merupakan incumbent yakni Ketut Ngurah Arya, Wayan Parwa, Wayan Soma Adnyana, Kadek Turkini, I Gusti Komang Swastika, Nyoman Bujana, Gede Supriatna, Wayan Masdana, I Gede Odhy Busana, Nyoman Sukarmen, Ketut Widana, I Wayan Indrawan, I serta Made Lilik Nurmiasih. (gus/mpa/ang/rtu)
>>> Baca berita terkait <<<