Berita Denpasar

Anggaran Fogging Fokus Penanganan DBD di Denpasar Tahun 2024 Mencapai Rp 634 Juta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaksanaan fogging fokus di Kota Denpasar - Anggaran Fogging Fokus Penanganan DBD di Denpasar Tahun 2024 Mencapai Rp 634 Juta

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Setiap tahunnya Pemkot Denpasar melalui Dinas Kesehatan selalu menyiapkan anggaran untuk penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Salah satunya adalah anggaran untuk melaksanakan fogging fokus dan ULV.

Di mana untuk tahun 2024 ini, anggaran penanganan DBD khususnya fogging dan ULV sebesar Rp 634.668.000.

Dari jumlah tersebut sudah termasuk gaji petugas fogging dan ULV.

Baca juga: Cuaca Ekstrem, Waspada Awal Lonjakan Kasus DBD, Dua Skema Fogging Dinas Kesehatan Jembrana

Adapun rincian biaya tersebut yakni untuk bahan bakar dan pelumas fogging Rp 404.268.000.

Sedangkan untuk gaji petugas fogging fokus dan ULV yakni Rp 223.400.000.

“Untuk masker respirator untuk petugas fogging Rp 1.600.000 dan Rp 5.400.000 untuk Accu ULV,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. AA Ayu Candrawati Rabu 20 Maret 2024.

Selain itu, ada juga anggaran untuk gaji jumantik atau juru pemantau jentik di Kota Denpasar, Bali.

Saat ini, Denpasar memiliki 413 orang pegawai Jumantik.

Setiap orang pegawai digaji Rp 1.500.000 per bulan, sehingga total anggaran gaji per tahun senilai Rp 7.614.000.000.

Selain itu, juga ada 42 koordinator Jumantik dengan gaji Rp 2.700.000 per bulan.

Sehingga dalam setahun, gaji untuk koordinator Jumantik Rp 1.393.200.000.

Untuk diketahui sejak bulan Januari hingga 17 Maret 2024, tercatat jumlah kasus di Kota Denpasar sebanyak 115 kasus.

Jumlah kasus ini dengan rincian pada Januari sebanyak 34 kasus, kemudian Februari 2024 sebanyak 42 kasus dan pada Maret sampai tanggal 17 Maret sebanyak 39 kasus.

Namun menurutnya, jika dibandingkan dengan tahun 2023 lalu, kasus DBD ini jauh menurun.

Di mana tahun 2023 sejak Januari hingga Maret terjadi sebanyak 781 kasus dengan rincian Januari 296 kasus, Februari 255 kasus, dan Maret 230 kasus.

“Kalau dibandingkan tahun lalu jumlah kasus lumayan tinggi dan total kasus tahun 2023 sebanyak 1.332 kasus dengan 4 kematian,” katanya.

Selain fogging, fokus dan menurunkan petugas Jumantik, pihaknya tetap mengedukasi masyarakat agar melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN secara konsisten.

Disamping itu, para jumantik juga tetap melakukan kunjungan rumah untuk ikut memantau jentik dan sekaligus mengedukasi masyarakat.

“Akan tetapi masyarakat tetap diedukasi agar melaksanakan PSN, oleh karena fogging ini hanya membunuh nyamuk dewasa. Kalau tetap ada jentik di tempat penampungan air atau genangan air, seminggu lagi akan berubah menjadi nyamuk dewasa, dan siap menyebarkan penyakit DBD dan begitu seterusnya,” katanya.

Dan pihaknya mengatakan, jangan sampai dilakukan fogging setiap minggu, karena disamping biayanya tinggi, efek dari asap fogging juga tidak baik untuk kesehatan.

“Untuk itu, peran masyarakat tetap diharapkan untuk mandiri PSN di lingkungan masing-masing,” katanya. (*)

Kumpulan Artikel Denpasar

Berita Terkini