TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Sebanyak tiga warga di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng, Buleleng, Bali terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Upaya penanganan melalui fogging pun dilakukan pada Minggu 28 April 2024.
Sekretaris Lurah Kampung Kajanan Mohamad Idris pada Minggu 28 April 2024 mengatakan, pasca mengetahui ada beberapa warganya yang terserang DBD, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan seluruh Kepala Lingkungan di Kelurahan Kampung Kajanan.
Pihaknya sepakat untuk membuat surat permohonan fogging.
Namun surat tersebut bukan dikirim ke Dinas Kesehatan Buleleng lantaran dinilai prosedurnya cukup lambat.
"Permohonan kalau ke Dinas itu prosedurnya agak lambat. Sedangkan untuk penanganan DBD harus cepat. Jadi atas masukan dari masyarakat, kami meminta bantuan relawan DBD dari Banteng Muda Indonesia (BMI) Buleleng yang responnya lebih cepat," terangnya.
Baca juga: 3 Meninggal Dunia, Salah Satunya Ibu Melahirkan, Hingga April 2024 Ada 369 Kasus DBD di Denpasar
Sementara Ketua BMI Buleleng Ketut Putra Sedana mengatakan, kasus DBD di Buleleng saat ini memang cukup tinggi.
Ketika ada laporan terjadi kasus DBD, penanganan pun harus cepat dilakukan mengingat penyakit tersebut membuat masyarakat panik dan cemas.
Terlebih Kelurahan Kampung Kajanan merupakan wilayah padat penduduk, yang berpotensi cepat menularkan DBD.
"Begitu tau ada kasus, harus cepat turun melakukan penanganan, salah satunya dengan fogging ini. Fogging bukan mencegah namun bisa menyetop penularan," terangnya.
Pria yang akrab disapa dr Caput ini pun berharap selain penanganan dilakukan melalui fogging, masyarakat juga harus bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan, serta memberantas sarang nyamuk dengan 3M yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang yang berpotensi dijadikan tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti.
"Pemberantasan sarang nyamuk ini harus terus disosialisasikan kepada masyarakat. Kuncinya harus menjaga kebersihan lingkungan dengan gotong royong. Cepat laporkan kalau ada kasus karena kalau sudah ada yang positif, pasti disitu ada nyamuk aedes aegypti yang berkeliaran," tandasnya. (rtu)