World Water Forum 2024

Garangasem Jadi Menu Welcoming Dinner, Pemimpin Negara-Delegasi WWF di Bali Santap Makanan Nusantara

Penulis: Zaenal Nur Arifin
Editor: Ady Sucipto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana welcoming dinner World Water Forum ke-10 di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Minggu (19/5/2024).

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Indonesia menjamu para pemimpin dan delegasi World Water Forum ke-10 dalam gelaran welcoming dinner di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Minggu (19/5/2024) malam.

Parade budaya khas Indonesia kental terasa mulai dari pakaian yang dikenakan kepala negara dan undangan, penampilan seni musik dan tari, serta menu makan malam.

Presiden RI Joko Widodo dan kepala negara mengenakan kemeja bahan tenun Sintang khas Kalimantan Barat, dan para undangan level menteri mengenakan kemeja bahan tenun Endek khas Bali.

Baca juga: Sukseskan Konferensi WWF 2024, 20 Ribu Bibit Ikan Ditebar di Danau Buyan Buleleng Bali

Jokowi menyapa para tamu sebelum dimulainya makan malam dan gelaran seni.

“Terima kasih atas partisipasinya. Saya berharap semangat malam ini dapat membawa kita untuk bekerja bersama berbagi akses air bersih dan sanitasi untuk semua orang,” ucap Presiden.

Suara teduh gitar Sape khas Suku Dayak, Kalimantan Timur, mengawali dimulainya makan malam.

Seniman Yuan Prawida yang mengenakan baju tenun dan hiasan kepala khas Kalimantan mengiringi makan malam dengan instrumen lagu pop Indonesia dan mancanegara.

Pada santap malam forum air terbesar di dunia itu, disajikan hidangan pembuka, sup, makanan utama, dan hidangan penutup khas daerah-daerah di Indonesia yaitu Aceh, Kudus, Lombok, Palu, Manado, dan Bali.

Terdapat kerang pan seared (seared scallop), soto kudus, garangasem, steik sapi belancang (belancang beef tenderloin), pepes kembang tahu, binte, buntil daun papaya, klappertar, dan buah segar tropis (fresh tropical fruit).

Terdapat tiga kelompok makanan yang dapat dipilih oleh tamu, yaitu reguler, no beef, dan vegetarian.
Sambil menikmati makan malam, para tamu dihibur dengan penampilan budaya yang mengusung tema utama acara “Air untuk Kesejahteraan Bersama” dengan mengambil makna air.

Baca juga: WWF ke-10: Walhi Bali Minta Pemerintah Hentikan Proyek yang Merusak Subak dan Eksploitasi Air

Air disimbolkan sebagai perubahan, ketenangan, kekuatan, dan sumber kehidupan.

Makna ini tergambarkan dalam narasi, konfigurasi tari tradisi kontemporer, modern, dan akrobat kolosal yang berpadu dengan visual pada tebing dan lantai.

Sebagai tuan rumah penyelenggara, tarian khas Bali ditampilkan sebagai pembuka. Tarian Sumbawa khas Nusa Tenggara Barat dan Melayu menambah kental nuansa Nusantara.

Air adalah simbol perubahan dan transformasi. Hal kecil yang memulai rantai kehidupan.

Seperti halnya di Bali, tempat digelarnya World Water Forum ke-10 pada 18 hingga 25 Mei 2024, air bukan hanya sumber kehidupan fisik tetapi juga memiliki makna spiritual dan budaya yang dalam.

Baca juga: 310 Penjor Meriahkan WWF ke-10 di Denpasar Bali, Penjor Biasa Seharga Rp800.000, Premium Rp2,5 Juta

(tribun bali/zae)

Berita Terkini