Berita Bali

Kominfo Butuh 600 Ribu Talent Digital Per Tahun, Gaet Anak Muda Bali Jadi Digital Nomad

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Talkshow dan Graduation Day Sekolah Beta Intensif Bali Batch, Minggu 19 Mei 2024 - Kominfo Butuh 600 Ribu Talent Digital Per Tahun, Gaet Anak Muda Bali Jadi Digital Nomad

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) menjaring talent digital di daerah.

Salah satu daerah yang dipilih adalah Bali dengan sektor dominan pariwisata.

Digital Nomad sendiri banyak ditemukan di Bali khususnya di daerah pariwisata Canggu, namun sayangnya belum banyak anak-anak muda Bali yang menjadi Digital Nomad.

Ketua Tim Ekosistem Startup Digital, Sonny Sudaryana saat ditemui mengatakan banyak Digital Nomad dari luar negeri, namun anak-anak muda di Bali tidak masuk di sektor tersebut.

Baca juga: Menparekraf Undang Industri Pengobatan Tradisional Tiongkok Berinvestasi di Indonesia

Kebanyakan anak-anak muda di Bali bekerja di sektor pariwisata.

“Bagaimana cara agar anak Bali masuk ke dunia luar negeri dan menggerakan star up dari Bali. Kalau melihat mapping, di Indonesia membutuhkan 600 ribu talent digital per tahunnya yang tidak bisa hanya mengandalkan universitas saja,” kata Sonny saat ditemui di Talkshow & Graduation Day Sekolah Beta Intensif Bali Batch, Minggu 19 Mei 2024.

Untuk menjadi Digital Nomad, beberapa anak-anak muda di Bali masuk ke Sekolah Beta yang di inisiasi LPK BTW Edutech dan Markas Bali.

Dan melalui lembaga ini dapat mengisi kebutuhan industri dan ketersediaan talenta di bagian digitalisasi.

Kurikulum mengenai digitalisasi ini di desain update, sehingga setiap bulan kurikulum akan berubah-ubah.

Anak muda di Bali dilirik untuk menjadi talent digital sebab kegiatan internasional kerap kali dilakukan di Pulau Dewata ini.

Hal ini dilakukan agar anak-anak muda di Bali dapat memiliki opsi lain ketika pekerjaan pariwisata stagnan, seperti saat Pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu.

Talenta digital yang dihasilkan di Sekolah Beta ini mencakup tiga segmen yakni Hustler, Hipster, dan Hacker.

Markas Bali pun menginisiasi pelaksanaan program Sekolah Beta generasi muda Bali berdasarkan banyaknya kebutuhan talenta digital Indonesia dan fenomena penetrasi digital akibat COVID-19 yang membuat banyaknya Digital Nomad di Pulau Dewata ini.

Putri Ayu Wijayanthi selaku Managing Partner Markas Bali mengatakan program Markas Bali di awal tahun 2024 yakni mengadakan kelas workshop dengan konsep women empowerment.

“Markas Bali meneruskan anak muda Bali jangan jadi penonton karakter Digital Nomad kita ingin anak muda Bali memiliki skill yang sama. Setidaknya kalau pariwisata nya turun seperti saat Covid-19, sehingga ada pilihan lain anak Bali,” jelas, Putri.

Syarat mendapatkan pelatihan menjadi talent digital di Sekolah Beta ini mulai dari usia 17 tahun ke atas serta memiliki ketertarikan pada bidang digital, berdomisili Bali, dan memiliki komitmen untuk mengikuti kelas gratis.

Pendidikan talent digital ini dilakukan kurang lebih selama 3 bulan dengan 14 kali pertemuan dan nantinya para calon talent digital ini akan memaparkan hasil karya.

“Alat-alat untuk menjadi talent digital sederhana saat ini yakni salah satunya memiliki smartphone atau gadget apapun bisa saja yang penting mau belajar tidak mesti menggunakan PC. Sekarang bisa kerja darimana saja kerja,” paparnya.

Sementara itu, Dr. Ir. Standly Juwono Edwi Suwandhi, selaku Founder BTW Edutech dan Pimpinan LKP mengatakan, BTW Edutech ikut memfasilitasi kegiatan penjaringan talent digital di Sekolah Beta.

“Kita menyadari bersama salah satu lapangan kerja yang sangat menjanjikan kedepan berkaitan dengan teknologi digital. Memang ada yang tertarik pengembangan star up ada yang memang senang membuat program dan ada yang senang pada marketing digital. Sekolah Beta memfasilitasi ketiga minat ini,” kata Standly

LKP BTW lembaga kursus dan pelatihan yang bermula dari bimbingan belajar berfokus pada Sekolah Kedinasan untuk CPNS, P3K, dan TNI/POLRI.

Kumpulan Artikel Bali

Berita Terkini