TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sebanyak 5 jenazah korban kebakaran kapal tanker Elisabeth yang membawa bahan bakar menuju Badas, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) melintas di perairan Pulau Tepekong, Karangasem Rabu 7 Agustus 2024 dibawa ke Forensik RSUP Prof Ngoerah. Lima jenazah tersebut diterima oleh RSUP Prof Ngoerah pada 7 Agustus 2024 pukul 20.30.
Dokter Forensik RS Prof Ngoerah dr Henky diampingi penyidik Polair Polda Bali dan DVI (Disaster Victim Identification) mengatakan dari lima jenazah yang dibawa ke RS Prof Ngoerah yang terbakar dalam kapal, hanya baru satu jenazah yang bisa diidentifikasi.
Baca juga: Istri Ditangkap, Bandar Narkoba di Buleleng Digerebek Bareng Teman Kencan, Berakhir Ditembak
“Lima jenazah tersebut derajat luka bakar bervariasi. Dua jenazah luka bakarnya derajat 3 yang artinya semua tubuhnya terbakar hangus sehingga sulit dikenali. Derajat 2-3 artinya menengah sampai berat berjumlah dua jenazah, satu jenazah luka bakarnya derajat 2A yang masih bisa dikenali,” beber, dr. Hengky pada, Jumat 9 Agustus 2024.
Kemudian pemeriksaan luar dari RS Prof Ngoerah mengumpulkan data medis berdasarkan primary identifier yang terdiri dari sidik jari, DNA dan data gigi. Serta Secondary identifier yang merupakan data medis dan properti.
Forensik RS Prof Ngoerah mencoba mengumpulkan data-data medis dan properti yang ada pada tubuh jenazah.
Baca juga: TERUNGKAP! 4 Hari Sebelum Meninggal di Denpasar, Prof Antara Alami Ini, Dayu Bulan Singgung Unud
Dokter forensik juga akan meminta bantuan dengan dokter gigi melakukan pemeriksaan untuk mencocokkan data gigi.
Dua hari lalu juga sudah datang dari Inafis mendata sidik jari dan ke depannya melakukan pemeriksaan DNA.
“Sampai saat ini baru dikumpulkan data medis dan data propertinya. Kami baru mengumpulkan data-data post mortem melihat data-data jenazah setelah kematian. Kami membutuhkan data-data antemortem," imbuhnya.
Ditegaskan baru ada satu keluarga yang datang memberikan data-data antemortem kepada pihak Forensik RS Prof Ngoerah dan cocok dengan satu jenazah bernama Risky Dwi Putranto. Riski mengalami luka bakar dengan derajat 2 A yang tidak terlalu dalam luka bakarnya, masih bisa dikenali wajahnya. Riski berusia 27 tahun berasal dari Cilincing, Jakarta Utara. Kini, masih empat jenazah belum bisa diidentifikasi.
“Kami menunggu keluarga empat jenazah lainnya. Kalau kami ada kesulitan nanti akan ada pemeriksaan DNA untuk membuktikan jenazah ini memang orang yang dikembalikan ke keluarga," terangnya.
Dr Henky mengimbau bagi masyarakat yang merasa kehilangan keluarga diduga ada di peristiwa kebakaran kapal tanker segera datang ke RS Prof Ngoerah untuk memberikan data-data yang dibutuhkan. Untuk memperkuat data dokter akan mengambil sampel untuk dijadikan data pembanding. Pemeriksaan DNA untuk dicocokkan dengan empat jenazah.