Berita Tabanan

Jumlah Kunjungan Capai 2 Ribu Per Hari, DTW Jatiluwih Bali Terapkan Sistem Pembayaran Non-Tunai

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Desa Wisata Jatiluwih dan PT. Mitra Kasih Perkasa saat melakukan kerja sama pemungutan tiket masuk non-tunai beberapa waktu lalu - Jumlah Kunjungan Capai 2 Ribu Per Hari, DTW Jatiluwih Bali Terapkan Sistem Pembayaran Non-Tunai

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Data Tarik Wisata (DTW) Desa Jatiluwih, yang telah diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, terus berinovasi. 

Pasalnya, jumlah kunjungan terus mengalami peningkatan setiap harinya.

Inovasi yang dilalukan pun dengan menerapkan sistem pembayaran non-tunai melalui kemitraan dengan perusahaan jasa teknologi informasi sekaligus sistem integrator. 

Penandatanganan kerja sama antara Desa Wisata Jatiluwih dan PT. Mitra Kasih Perkasa (MKP sebagai the most reliable traffic intelligence company) sudah dilakukan beberapa hari lalu.

Baca juga: Hari Pertama Pelaksanaan Festival Jatiluwih Bali, Atraksi Tebuk Lesung Menjadi Perhatian Wisatawan

Ketua DTW Jatiluwih, Ketut Purna, mengakui sudah melakukan kerja sama dengan Nicholas Anggada, CEO & Co-Founder PT. MKP. 

Pihaknya mengaku jika kolaborasi ini bertujuan untuk mempercepat langkah digitalisasi dan mendukung visi pariwisata berkelanjutan. 

"Sistem One Man One Ticket berbasis digital memudahkan wisatawan dalam bertransaksi, baik domestik maupun internasional. Dengan menggunakan non tunai transaksi lebih aman dan nyaman buat wisatawan dan juga bagi pengelola desa wisata Jatiluwih," ujar pria yang akrab disapa Ketut Jhon.

Diakui Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Jatiluwih terus meningkat dimulai sejak kedatangan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno dan beberapa pimpinan negara mengunjungi Jatiluwih dalam rangka World Water Forum 2024. 

Dengan berbagai promosi yang agresif di sosial media dan berbagai program Festival di desa Jatiluwih jumlah wisatawan meningkat tajam

"Jumlah kunjungan dari 800 orang wisatawan per hari menjadi lebih dari 2.000 orang wisatawan, dengan 80 persen didominasi wisatawan asing," bebernya.

Ketut Jhon menyatakan bahwa digitalisasi ini merupakan bagian dari visi besar Jatiluwih untuk menjadi pelopor digitalisasi destinasi wisata di Bali. 

Desa ini tidak hanya mengimplementasikan sistem pembayaran digital untuk tiket, tetapi juga berencana memperluas teknologi ke sektor lainnya. 

"Jadi kami pengelola desa terus mendorong seluruh UMKM, warung makan, dan homestay untuk menerima pembayaran non-tunai, guna memberikan kenyamanan bagi wisatawan," bebernya.

Usaha ini, kata Jhon, diharapkan dapat meningkatkan daya saing Jatiluwih sebagai destinasi yang tidak hanya menonjolkan keindahan alam, tetapi juga layanan modern yang sesuai dengan perkembangan zaman.

"Langkah ini menunjukkan komitmen Jatiluwih untuk memadukan kemajuan teknologi dengan pelestarian budaya dan lingkungan. Desa ini berharap menjadi model bagi destinasi wisata lain dalam menerapkan digitalisasi serta mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal melalui teknologi," ucapnya.

Lanjut dijelaskan, dengan kemitraan ini, Jatiluwih semakin siap menghadapi tantangan pariwisata di masa depan, memperkuat daya tariknya sebagai destinasi yang adaptif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan wisatawan global (*)

Kumpulan Artikel Bali

Berita Terkini