TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Weiming Environment Protection Group, Perusahaan China yang akan melakukan investasi untuk permasalahan sampah di Bali masih mengkaji dan mengecek lokasi yang tepat untuk pengelolaan sampah.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, saat ditemui usai Rapat Paripurna DPRD Bali, Senin 30 September 2024.
“Mereka baru melakukan pendekatan-pendekatan dan cek lokasi, kemudian ya baru mempelajari potensi. Kan tidak bisa langsung investasi gitu ngecek ya, mereka pasti cek lokasi, volume sampahnya. Belum baru penjajakan saja,” jelas Dewa Indra.
Lebih lanjutnya, Dewa Indra mengatakan perusahaan tersebut harus mengkonfirmasi terlebih dulu apa teknologi yang akan digunakan.
Baca juga: Sekda Bali Made Indra Beberkan Mitigasi Hadapi Bencana Gempa di Bali
Terlebih saat ini sudah banyak jenis teknologi pengolahan sampah.
“Itu mereka masih melakukan cek lapangan. Ini untuk pengelolaan sampah seluruh Bali, itu tadi pentingnya dia melakukan studi,” imbuhnya.
Ketika disinggung apakah ini salah satu dorongan agar TPA Suwung bisa segera ditutup, Dewa Indra mengatakan tergantung hasil kajiannya kembali.
Dewa Indra menekankan, yang jelas semua rencana pengelolaan sampah arahnya jelas agar TPA Suwung bisa diberhentikan.
“Sehingga harus dicari teknologinya seperti apa, investasinya seperti apa, supaya kita punya tempat pengelolaan sampah yang modern, yang kapasitasnya bisa menyerap produksi sampah di kita, teknologinya bagus, biayanya lebih murah. Yang jelas sampah di Bali masih merupakan isu yang sangat krusial untuk ditangani,” imbuhnya.
Sebelumnya, rencananya nilai investasi dari Weiming Environment Protection Group untuk sampah diperkirakan sebesar US$ 225 juta.
Bahkan Weiming Environment Protection Group juga sempat bertemu dengan PJ Gubernur Bali, Mahendra Jaya di Jayasabha beberapa waktu lalu untuk membahas terkait investasi ini.
Kumpulan Artikel Bali