TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Pemerintah Kabupaten Badung yang diwakili Pj. Sekda Badung IB. Surya Suamba melaksanakan Panen Perdana Bawang Merah di Subak Delod Sema Kelurahan Sading, Kecamatan Mengwi, Bali, Senin 14 Oktober 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Gerakan Tanam Bawang Merah.
Bahkan dari Gerakan Tanam Bawang Merah yang dilakukan, tahun 2024 ini Badung bisa menghasilkan 145 ton bawang merah.
Penanaman bawang merah pun dinilai bisa menyejahterakan para petani di Gumi Keris.
Baca juga: Harga Bahan Pokok Hari Ini di Bali 17 September, Beras Ini, Bawang Putih dan Bawang Merah Murah
Pj. Sekda Ida Bagus Surya Suamba mengatakan, luas tanam bawang merah di Badung sangat kecil, padahal kebutuhan bawang merah sangat besar.
Pihaknya pun mengajak generasi muda mulai belajar bertani.
"Kabupaten Badung melalui Dinas Pertanian siap memberikan bantuan dari bibit, pupuk dan semua berkenaan dengan produksi penanaman bawang itu. Jadi kita bantu kemudian hari ini sudah 2 bulan umurnya kita panen," jelasnya.
Disebutkan setelah panen akan langsung disinergikan dengan pihak pasar yang mengambil off-taker hasilnya.
Sehingga terjadilah proses tata niaga berkenaan dengan produksi penanaman sampai penjualan itu di kelola oleh pemerintah.
"Jadi kita bantu masyarakat atau bahasa kerennya kita sebutkan manajemen farming," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, I Wayan Wijana menyebutkan kendala budidaya bawang merah karena biaya produksi mahal dan faktor cuaca.
Ini yang mengakibatkan petani merasa berat dan enggan membudidayakan bawang merah, sama halnya dengan cabai, bawang merah juga sangat tidak toleransi dengan hujan.
"Tahun 2023, kita mulai mencoba membuat demplot, kemudian mengembangkan kegiatan bawang merah. Itu produksi kita hanya 3 ton," jelasnya.
Namun di tahun 2024, pihaknya mencoba mengembangkan setelah petani yakin bahwa bawang itu cocok di Badung.
Tahun 2024, pihaknya kerja sama, dengan petani, sehingga bisa mengembangkan 10 hektare.
"Sekarang sudah mulai panen, dengan kondisi harga di pasar juga cukup bagus, kalau di pasar sekarang sekitar Rp 30.000 per kilo di tingkat petani sekitar Rp 20.000 – Rp 25.000," bebernya.
Dari hitungan sementara, kata Wijana, tahun 2024 ini Badung akan punya bawang sekitar 145 ton, dengan produktivitas rata-rata 14 ton per hektar.
"Sudah kita hitung semua jadi 14 ton per hektar di Sibang juga sedang ada perbaikan irigasi maka kita dorong petani untuk kita ajak bekerja sama dengan pemerintah daerah," ujarnya.
Dengan bertani bawang merah, tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan keluarga, belajar teknik bertani yang modern, dan berinovasi dalam bertani.
Serta menjadikan pertanian bawang merah sebagai pilihan yang cerdas dan berkelanjutan.
"Jadilah bagian dari perubahan dan tunjukkan bahwa generasi muda juga bisa menguasai bidang pertanian," ajaknya.
Turut hadir pada panen bawang itu Asisten Perekonomian dan Pembangunan IB. Gede Arjana, Staf Ahli Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan I Gusti Ayu Agung Trisna Dewi, Kadis Pertanian Badung I Wayan Wijana, Kabag Perekonomian Setda Kab. Badung AA. Sagung Rosyawati, Perwakilan Camat Mengwi dan unsur tripika , Lurah Sading serta para petani bawang Subak Delod Sema. (*)
Kumpulan Artikel Badung