Video berdurasi 1 menit 8 detik itu memperlihatkan seorang pendeta yang sedang memimpin upacara di Pantai Berawa, sementara di sebelahnya, pesta kembang api berlangsung dengan suara musik yang keras dan teriakan-teriakan dari pengunjung klub tersebut.
Reaksi dari masyarakat Bali sangat beragam, dengan banyak yang mengungkapkan kekecewaan atas kejadian ini, karena dinilai tidak menghormati kegiatan spiritual yang sakral.
Bagi umat Hindu, upacara keagamaan adalah momen yang sangat penting dan sakral, dan gangguan seperti ini dinilai sebagai bentuk ketidaksopanan terhadap tradisi lokal.
Masyarakat adat dan warga sekitar terus berharap agar kegiatan kembang api ini dapat lebih diatur, sehingga tidak mengganggu upacara agama dan kehidupan sosial di area Pantai Berawa.
(*)