TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pemerintah Kabupaten Gianyar sejak dipimpin PJ Bupati, I Dewa Tagel Wirasa sekitar setahun, mereka terlihat konsen dalam menangani keluarga yang masuk dalam kemiskinan ekstrem, atau pendapatan per hari tak mencapai Rp 10 ribu.
Kegiatan tersebut, mulai dari membagikan sembako dan lain sebagainya.
Namun berdasarkan data yang disampaikan oleh PJ Bupati Gianyar, Senin 21 Oktober 2024, di Sekretariat DPRD Gianyar, rupanya Pemkab Gianyar belum mampu mengatasi kemiskinan ekstrem.
Sebab, dari 148 KK miskin ekstrem, saat ini masih tersisa 143 KK.
Baca juga: APBD Akan Dikembalikan kepada Masyarakat, Kuta Selatan Pastikan Suyadinata Menang
"Dari hasil evaluasi yang dilakukan, dari data awal terdapat 148 KK masuk katagori miskin ekstrem saat ini tersisa 143 KK," ujarnya.
Berdasarkan hal tersebut, kata Dewa Tagel, dalam Rancangan APBD 2025, pihaknya masih mengalokasikan anggaran untuk KK miskin ekstrem ini.
Adapun APBD 2025 dirancang sebesar Rp 2,9 triliun.
Dari nominal tersebut, alokasi anggaran Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp 9,5 miliar lebih atau 0,32 persen.
Terkait berapa nominal yang dikhususkan untuk penanganan kemiskinan ekstrem ini, hal tersebut belum diungkap oleh pemerintah.
Namun, Dewa Tagel menegaskan bahwa dalam mengatasi kemiskinan ekstrem ini, tidak bisa hanya dilakukan dalam bentuk memberikan modal usaha atau pekerjaan.
Sebab beberapa warga yang masuk dalam kategori ini merupakan masyarakat renta, sakit-sakitan yang memang sulit untuk keluar dari kemiskinan ini.
Karena itu, bantuan yang diberikan ini juga dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT).
“Mereka ini kan ada yang sebatang kara, sudah lansia, uzur, jadi ini kerak-keraknya yang tidak mungkin kita bantu dengan program pemberdayaan,” ujarnya.
Meski baru bisa mengatasi lima KK dalam rantai kemiskinan ekstrem ini, Dewa Tagel menilai kemiskinan ekstrem yang sempat menggemparkan Gianyar telah tertangani dengan baik.
Bahkan dalam perjalanan mengalami penurunan.
“Kita bisa tangani dengan baik. Sudah ada penurunan dari tahun kemarin tetapi ini adalah kerak-keraknya yang harus kita bantu, untuk mengatasi biaya hidup KK miskin ini. Karena yang masih tercatat adalah mereka yang memang benar-benar rentan. Ini sudah kita alokasikan untuk tetap diberikan bantuan langsung tunai,” ujarnya. (*)
Kumpulan Artikel Gianyar