TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Canggu, Kuta Utara, Badung dikabarkan meninggal di Jepang. Berdasarkan informasi yang diterima Tribun Bali, PMI yang diketahui bernama I Nyoman Sudiana (59) ini meninggal pada Senin 16 Desember 2024 lalu karena sakit.
Mirisnya, status almarhum adalah overstayer atau tinggal melebihi masa berlaku izin tinggalnya.
Selain itu almarhum juga bekerja secara nonprosedural di Jepang.
Dengan kondisi tersebut, tidak ada pihak yang bertanggung jawab terhadap pemulangan jenazahnya ke Indonesia.
Baca juga: Berstatus Overstay, PMI Asal Canggu Badung Nyoman Sudiana Meninggal di Jepang
Meski demikian Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo telah melakukan upaya untuk memulangkan jenazah almarhum.
KBRI Tokyo juga bekerja sama dengan simpul masyarakat di Jepang untuk dapat mengupayakan penggalangan dana.
Kendati demikian hingga saat ini jenazah almarhum belum bisa dipulangkan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Disperinaker) Kabupaten Badung, I Putu Eka Merthawan saat dikonfirmasi Senin 6 Januari 2025, tidak menampik berita duka tersebut.
Menurutnya Informasi meninggalnya PMI Badung ramai di media sosial yang memberitakan ada PMI warga Kabupaten Badung yang meninggal di Jepang.
"Iya Betul ada (PMI asal Badung meninggal -red) sudah dua minggu yang lalu dan saat ini sudah berproses untuk pemulangan jenazah oleh pemerintah RI," ujarnya.
Birokrat asal Sempidi itu menceritakan, dari laporan yang diterima, almarhum meninggal pukul 15.00 waktu setempat karena sakit.
Kendati demikian Disprinaker Badung sudah sempat melakukan kunjungan ke rumah duka di Ibaraki, Hokota, Kamizawa, Jepang.
Diakui, saat itu stafnya diterima langsung oleh anaknya yang saat ini masih di Jepang.
"Jadi karena ada keluarga juga di Jepang, Kami serahkan kepada pihak Kemnaker dan P2MI, karena ini kewenangan mereka," katanya.
Menurutnya, pihak keluarga memerlukan biaya untuk pemulangan dari Jepang ke Bali sebesar Rp 90.000.000,00, di mana 50 persen dari biaya tersebut ditanggung oleh KBRI Jepang dan 50 persen ditanggung oleh pihak keluarga dibantu oleh krama yang ada di Jepang.
"Biaya pemulangan sudah hampir mencukupi. Setelah tanggal 7 Januari 2025 baru dapat informasi yang pasti dari Jepang untuk pemulangan almarhum. Rencana almarhum akan dititipkan RS Mangusada Kapal sambil menunggu hari baik untuk diupacaranya," imbuh Eka Merthawan. (gus)
Kumpulan Artikel Badung