KESEHATAN

CKG atau PKG di Jembrana Belum Jalan, Terkendala Lab Kesmas, Program Mulai Dimanfaatkan Masyarakat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Program pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) untuk masyarakat sudah dimulai sejak Senin (10/2) kemarin. Di Jembrana sejumlah warga mulai memanfaatkan program ini. Namun begitu, Jembrana masih terkendala sarana prasarana seperti Laboratorium BMHP. Dan hal ini sudah diusulkan ke Pemerintah Pusat untuk mendukung layanan.

TRIBUN-BALI.COM - Program pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) untuk masyarakat sudah dimulai sejak Senin (10/2) kemarin.

Di Jembrana sejumlah warga mulai memanfaatkan program ini. Namun begitu, Jembrana masih terkendala sarana prasarana seperti Laboratorium BMHP. Dan hal ini sudah diusulkan ke Pemerintah Pusat untuk mendukung layanan.

Selain itu, kendalanya ada pada kesiapan masyarakat sebagai penerima layanan. Sebab, untuk bisa menerima layanan ini, masyarakat diwajibkan untuk mengisi segala identitas pada aplikasi satu sehat mobile (SSM).

Selain itu, masyarakat juga wajib mengisi kuesioner screening mandiri melalui aplikasi. Selanjutnya, masyarakat akan menerima tiket pemeriksaan dari petugas. 

Baca juga: WISMAN Ditarget Naik Jadi 700 Ribu, Dinas Pariwisata Buleleng Rancang Strategi Penuhi Target

Baca juga: NEKAT Jadi Instruktur Diving Ilegal, 2 WNA China Dideportasi Imigrasi Kelas II TPI Singaraja 

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Wayan Sujana menjelaskan, program yang ditelurkan pemerintah pusat ini sudah dimulai sejak Senin kemarin. Pemeriksaan ini sejatinya sudah dilakukan dari sebelumnya, hanya saja tidak mengkhususkan dalam rangkaian hari ulang tahun. 

Sehingga dengan tambahan ini, ada tiga klasifikasi pemeriksaan kesehatan, pertama untuk cek rutin seperti bayi baru lahir hingga anak sekolah. Kemudian pemeriksaan khusus yaitu untuk ibu hamil, calon pengantin. Kemudian terakhir dan terbaru adalah pemeriksaan khusus untuk masyarakat yang ulang tahun dari pemerintah pusat. 

"Program ini bertujuan melakukan screening terhadap penyakit yang bisa dicegah agar tidak sampai fatal," jelas Sujana saat dikonfirmasi, Selasa (11/2).

"Jadi bukan seperti general chek up, tapi berbasis screening mandiri berbasis jawaban kuesioner yang diisi masyarakat sendiri sebelumnya," imbuhnya.

Dia melanjutkan, secara umum seluruh faskes yang ada di Jembrana sudah melakukan persiapan SDM maupun sarana prasarana sejak awal Februari sembari melakukan simulasi yang nantinya diikuti dengan sosialisasi dengan gencar ke masyarakat. Di sisi lain, sarana yakni lab kesmas atau BMHP lab belum tersedia di Jembrana sehingga layanan belum optimal. Lab tersebut asih proses pengusulan ke pemerintah pusat.

Meskipun demikian, ada sejumlah alat yang sudah tersedia di puskesmas dan sudah bisa dilakukan seperti BB, TB, tensi, tajam pengelihatan, tajam pendengaran, screening kejiwaan. Kemudian lab gula darah, kolesterol, asam urat serta lainnya masih tersedia.

Selain kendala umum, juga ada kendala peserta screening yang belum sepenuhnya mengerti untuk mengurus kelengkapan identitas pada aplikasi sebelum menerima layanan manfaat.

Yakni dengan mengunduh dan mendaftar aplikasi satu sehat mobile di hp atau langsung datang ke puskesmas terdekat untuk difasilitasi petugas terkait. Setelah terdaftar, masyarakat harus mengisi kuesioner screening mandiri agar faskes mengetahui risiko apa yang terjadi.

"Setelah itu dapat jadwal dan lakukan screening ke faskes. Fungsi dari screening mandiri di awal tersebut adalah untuk nakes menyimpulkan penyakit apa saja yang berisiko untuk peserta," jelasnya.

Sehingga nantinya, kata dia, tenaga kesehatan yang menangani akan bisa mengarahkan kelanjutan penanganan. Dan jika ada masalah kesehatan, peserta akan disarankan kembali ke faskes masing-masing untuk menerima pelayanan kesehatan sesuai rekomendasi tim nakes dari hasil screening. "Tapi jika lokasi screening sama dengan faskes, tentunya bakal langsung ditangani," jelasnya. (mpa)

Berita Terkini