TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Simak nih, inilah jawaban soal IPA kelas 9 Semester 2 Halaman 134 Kurikulum Merdeka, Ayo Rancang: Aktivitas 5.9 tentang reaksi kimia antara kapur dengan cuka.
Kali ini kita akan membahas soal pada Bab 5 yang berjudul Reaksi-Reaksi Kimia dan Dinamikanya pada kegiatan siswa Ayo Rancang: Aktivitas 5.9 tentang percobaan reaksi kimia antara kapur dengan cuka.
Siswa diharapkan untuk mengerjakan soal yang ada di buku IPA kelas 9 Semester 2 halaman 134 Kurikulum Merdeka secara mandiri.
Kunci jawaban IPA kelas 9 halaman 134 Kurikulum Merdeka hanya untuk orang tua atau wali dalam membimbing siswa menjawab pertanyaan.
Berikut jawaban dan pembahasan soal IPA kelas 9 halaman 134 Kurikulum Merdeka sesuai dengan buku siswa Ilmu Pengetahuan Alam edisi tahun 2021.
Baca juga: Jawaban Soal IPA Kelas 9 Semester 2 Halaman 129 130 Kurikulum Merdeka, Mari Uji Kemampuan Kalian
Ayo Rancang: Aktivitas 5.9
Di dalam kelompok kecil (4-5 orang), rancanglah suatu percobaan untuk menyelidiki faktor yang mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk reaksi kimia antara kapur dengan cuka.
Kalian dapat memilih salah satu variabel bebas dari pilihan berikut.
1. Banyaknya cuka yang ditambahkan
2. Banyaknya kapur yang ditambahkan dalam bentuk serbuk
3. Bentuk kapur dalam bentuk serbuk, utuh atau setengah bagian (jumlah kapur yang digunakan harus sama)
4. Suhu cuka yang digunakan
Rancangan percobaanmu memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
a) Tujuan Percobaan
Dapat dituliskan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan, misalnya:
“menyelidiki pengaruh (variabel bebas) terhadap (variabel terikat)” atau “Bagaimana pengaruh (variabel bebas) terhadap “variabel terikat?”
Baca juga: Jawaban Soal IPA Kelas 9 Semester 2 Halaman 128 129 Kurikulum Merdeka, Percobaan: Aktivitas 5.8
b) Hipotesis
Suatu perkiraan hasil percobaan berdasarkan variabel bebas dan terikat, disertai dengan alasan secara saintifik.
c) Variabel
Terdiri dari variabel bebas, terikat dan kontrol secara terperinci
d) Alat dan Bahan
Daftar alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan,
disertai dengan jumlah alat/bahan yang diperlukan.
e) Prosedur
Tuliskan langkah-langkah percobaan secara berurutan.
Setelah rancanganmu memperoleh persetujuan dari gurumu, maka kalian dapat melakukan percobaan tersebut, mencatat data, dan melaporkan hasil percobaan kalian.
Baca juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 10 Halaman 162 163, Kurikulum Merdeka: Jenis Tanaman Bumbu Dapur
Jawaban:
Jawaban dapat bervariasi sesuai dengan percobaan dan kreativitas masing-masing siswa, berikut alternatif jawaban yang dapat digunakan:
Tujuan Percobaan
Menyelidiki pengaruh suhu cuka terhadap waktu yang dibutuhkan untuk reaksi kimia antara kapur dengan cuka.
Variabel Bebas
Suhu cuka (panas, hangat, dingin)
Variabel Terikat
Waktu yang dibutuhkan untuk reaksi kimia antara kapur dengan cuka
Variabel Kontrol
Jenis kapur (serbuk)
Jumlah kapur (1 gram)
Volume cuka (50 mL)
Keasaman cuka (3,5 persen)
Alat dan Bahan
Gelas kimia 50 mL
Termometer
Stopwatch
Cuka (3,5 persen )
Kapur serbuk (1 gram)
Prosedur Percobaan
Siapkan 3 buah gelas kimia 50 mL.
Tambahkan cuka dengan suhu yang berbeda ke dalam masing-masing gelas kimia, yaitu:
Gelas kimia 1: cuka panas (60-70 derajat Celcius)
Gelas kimia 2: cuka hangat (30-40 derajat Celcius)
Gelas kimia 3: cuka dingin (10-20 derajat Celcius)
Tambahkan kapur serbuk sebanyak 1 gram ke dalam masing-masing gelas kimia.
Aduk larutan dengan menggunakan batang pengaduk.
Catat waktu yang dibutuhkan untuk reaksi kimia antara kapur dengan cuka.
Hipotesis
Semakin tinggi suhu cuka, maka waktu yang dibutuhkan untuk reaksi kimia antara kapur dengan cuka semakin singkat.
Analisis Data
Data yang diperoleh dari percobaan akan dianalisis untuk melihat pengaruh suhu cuka terhadap waktu yang dibutuhkan untuk reaksi kimia antara kapur dengan cuka. Data yang dianalisis meliputi:
Rata-rata waktu reaksi kimia untuk masing-masing suhu cuka
Selisih rata-rata waktu reaksi kimia untuk masing-masing suhu cuka
Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan
Suhu cuka berpengaruh terhadap waktu yang dibutuhkan untuk reaksi kimia antara kapur dengan cuka.
Semakin tinggi suhu cuka, maka waktu yang dibutuhkan untuk reaksi kimia antara kapur dengan cuka semakin singkat.
Pengamatan
Pada percobaan ini, larutan cuka akan berubah menjadi keruh setelah reaksi kimia terjadi. Keruh ini disebabkan oleh terbentuknya gas karbon dioksida.
Keamanan
Pada percobaan ini, perlu diperhatikan keamanan diri dengan menggunakan sarung tangan dan masker. Selain itu, cuka yang digunakan harus bening dan tidak mengandung kotoran.
Perbedaan Larutan Asam dan Basa
1. Asam
Larutan yang bersifat asam biasanya memiliki rasa masam. Namun jangan sampai kalian mengecap suatu larutan di laboratorium untuk mengetahui apakah larutan tersebut bersifat asam.
Ada beberapa asam di laboratorium yang sangat berbahaya sehingga tidak boleh berkontak dengan kulit kita.
Sifat berbahaya asam disebut sebagai korosif, artinya menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit, mata, dan organ pernapasan, bahkan asam sulfat pekat dapat membuat pakaian kita sobek ketika ditetesi larutan asam ini.
Karena itulah kalian perlu selalu mengenakan perlengkapan keamanan lab ketika bekerja dengan asam.
Contoh asam yang biasanya terdapat di laboratorium IPA adalah asam klorida(HCl), asam nitrat, dan asam sulfat(H2SO4).
Larutan asam-asam ini disebut asam kuat yang berbahaya dalam keadaan pekat.
Walaupun sangat berbahaya namun asam sulfat terus diproduksi untuk bahan kimia dalam aki mobil, pembuatan bahan tekstil, cat, kertas, plastik, pupuk, untuk mengekstraksi bijih logam dan juga untuk menghasilkan microchip.
Sedangkan larutan HCl sering digunakan untuk membersihkan logam.
Ada beberapa larutan asam yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia sehingga aman untuk dikonsumsi, yaitu senyawa asam sitrat, C6H8O7 yang terdapat pada lemon, asam karbonat H2CO3, asam fosfat, dalam minuman bersoda serta asam asetat, yang ada dalam cuka masak.
Semua asam tersebut adalah asam lemah.
Beberapa minuman dan makanan biasanya juga mengandung asam lemah, misalnya asam laktat, dalam yogurt, asam benzoat, yang digunakan untuk mengawetkan minuman bersoda, jelly, jus, minuman kemasan, saus sambal, dan kecap.
Selain terkandung dalam makanan dan minuman, asam juga terdapat dalam vitamin C (asam askorbat, C6H8O6) obat aspirin, yaitu berupa asam salisilat, C7H6O3.
2. Basa
Berbeda dari larutan asam yang mengandung unsur hidrogen berupa ion H+, maka unsur basa biasanya memiliki ion hidroksida, OH–.
Ion adalah atom atau senyawa yang memiliki muatan. Basa yang dapat larut dalam air disebut sebagai alkali.
Beberapa basa kuat yang pekat sangat berbahaya jika digunakan tanpa sarung tangan karena dapat menyebabkan luka bakar, misalnya natrium hidroksida(NaOH), kalium hidroksida(KOH), magnesium hidroksida, dan kalsium hidroksida(Ca(OH2)).
Pada skala laboratorium tingkat sekolah menengah, larutan asam maupun basa yang digunakan biasanya diencerkan untuk meminimalkan potensi bahaya.
Penggunaan natrium hidroksida sangat umum dalam pembuatan sabun dan deterjen, tekstil, plastik, serta pengolahan bahan bakar.
Magnesium hidroksida digunakan sebagai obat maag. Sementara itu kalsium hidroksida digunakan oleh petani untuk menetralkan tanah yang terlalu asam.
Tanah yang terlalu asam mengandung sedikit sekali zat hara sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan subur.
Oleh karena itulah tanah itu perlu ditambahkan basa.
Beberapa basa lemah yang sering digunakan adalah ammonia (NH3 atau NH4OH setelah dilarutkan dalam air) untuk pembuatan pupuk, deterjen, dan cairan pembersih penghilang noda.
Sedangkan natrium karbonat(Na2CO3) digunakan dalam proses produksi kaca serta pembuatan sabun cuci dan deterjen bubuk.
Bubuk soda kue yang biasanya digunakan untuk membuat kue juga terbuat dari senyawa basa, yaitu natrium hidrogen karbonat(NaHCO3).
Demikian jawaban soal IPA kelas 9 Semester 2 halaman 134 Kurikulum Merdeka, kegiatan siswa Ayo Rancang: Aktivitas 5.9: reaksi kimia kapur dengan cuka sesuai dengan buku siswa IPA edisi tahun 2021.
Disclaimer
Kunci jawaban diatas bersifat alternatif jawaban sehingga para siswa bisa memberikan eksplorasi jawaban lain.
Kunci jawaban soal diatas bisa saja berbeda sesuai dengan pemahaman tenaga pengajar atau murid. (*)