TRIBUN-BALI.COM - Warga pesisir di Bali khususnya di Jembrana, diimbau tetap waspada dan siaga.
Sebab, dalam dua hari ke depan atau 12-14 Juni 2025, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, mengatakan terdapat potensi gelombang tinggi hingga banjir rob.
Apalagi, sebelumnya di Jembrana sempat terdampak di tiga titik. Menurut informasi yang diperoleh, untuk wilayah perairan selatan Bali, Selat Bali bagian selatan berpotensi terjadi gelombang dengan tinggi 2,5 hingga 4 meter.
"Jika melihat kondisi saat ini sepertinya sesuai potensi tersebut (gelombang tinggi)," kata Koordinator Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi BMKG Bali di Jembrana, I Made Dwi Wiratmaja saat dikonfirmasi, Rabu 11 Juni 2025.
Baca juga: PROYEK Bumi Perkemahan Bukit Tengah Disambangi Satpol PP Klungkung, Perbekel Minta Dihentikan Dulu!
Baca juga: PASCA Tewasnya Tahanan di Rutan, Jajaran Polresta Denpasar Gencarkan Penggeledahan dan Cek Kesehatan
Dwi menyebutkan, potensi gelombang laut tinggi disebabkan oleh angin kencang yang kemudian ditambah dengan potensi pasang maksimal saat bulan Purnama.
"Kami imbau warga kita khususnya yang di pesisir untuk tetap siaga. Mengingat ada potensi banjir rob," imbaunya.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengatakan hal senada. Sesuai koordinasi dengan BMKG ada potensi gelombang tinggi yang bahkan bisa menyebabkan terjadinya banjir rob. Warga diimbau untuk waspada dengan segala potensi tersebut.
"Apalagi belum lama ini ada tiga titik wilayah di pesisir Jembrana, yang terdampak gelombang tinggi hingga banjir rob. Sejumlah warga dan bangunan terdampak," ucapnya.
Untuk diketahui, gelombang tinggi hingga banjir rob terjadi di tiga titik wilayah pesisir Jembrana, akhir Mei 2025 lalu.
Akibatnya belasan warga terdampak. Air rob hingga masuk ke pemukiman warga. Bahkan beberapa warga di antaranya terpaksa pindah dari rumahnya
Menurut data yang berhasil diperoleh, dampak banjir rob di Jembrana terjadi di pesisir Pantai Perancak Kecamatan Jembrana, Pantai Pengambengan dan Pantai Pebuahan, Kecamatan Negara.
Di Pantai Perancak, gelombang tinggi terjadi sekitar pukul 09.00 WITA. Luas daerah yang terdampak gelombang tinggi sepanjang 200 meter, meluas hingga ke areal sebelah timur sekitar 50 meter dari penangkaran penyu Kurma Asih.
"Air laut juga memasuki pemukiman warga dengan tinggi genangan air setinggi mata kaki dan sudah mulai menyurut sejak siang hari," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra saat dikonfirmasi.
Akibat gelombang tinggi tersebut, kata dia, sedikitnya ada empat rumah dan 1 tempat usaha rumah makan terdampak.
"Di lokasi ini ada hiasan pintu masuk di areal rumah makan yang alami kerusakan," jelasnya.
Sementara di Pantai Pebuahan ada belasan warga yang terdampak peristiwa gelombang tinggi atau banjir rob ini. Sejumlah warga terpaksa pindah tempat tinggal karena sudah takut tinggal dampak gelombang tinggi di lokasi tersebut.
"Pendataan awal kami ada sejumlah warga yang sudah mulai pindah," sebutnya. Kemudian untuk di Pantai Pengambengan berdampak abrasi sepanjang 200 meter, dari areal sekitar Menara Suar Pengambengan.
Di areal menara suar pengambengan terdapat enam rumah, yang terdampak akibat kejadian gelombang tinggi dan abrasi diantaranya tiga rumah mengalami kerusakan pada tembok rumah dan tanah amblas karena tergerus air abrasi.
"Saat ini salah satu rumah warga yang terdampak tersebut sudah dikosongkan oleh pemiliknya. Luasnya 10x6 meter dan sudah mulai mengungsi di rumah saudara sekitar lokasi," jelasnya.
Kemudian, kata dia, dari hasil pemantauan di lokasi didapati bahwa sekitar areal salah satu pabrik yang ada, penyebab banjir rob dikarenakan tanggul pabrik jebol, sehingga air merembes memasuki areal pemukiman warga dengan lebar tanggul kurang lebih 100 meter.
"Astungkara tidak ada korban. Dan kami sudah sampaikan imbauan untuk tetap waspada dan hati-hati dengan potensi dampak dari gelombang tinggi," imbaunya. (*)