Berita Buleleng

WNA Nekat Slackline di Air Terjun Sekumpul Buleleng

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SLACKLINE - Potongan video WNA melakukan atraksi slackline di objek wisata Air Terjun Sekumpul.

TRIBUN-BALI.COM - Media sosial kembali dibuat heboh dengan aksi akrobatik seorang pria, yang berjalan di seutas tali (slackline walking) yang membentang di ketinggian. 

Aksi ekstrem ini dilakukan di objek wisata Air Terjun Sekumpul, Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. 

Video tersebut awalnya diunggah oleh akun Kadek Lina melalui media sosial tiktok miliknya @kadeklina2 pada Senin (4/8). Hingga akhirnya video tersebut diunggah ulang oleh akun infobali.viral melalui akun Instagram.

Pada video berdurasi 34 detik itu terlihat seorang pria dewasa berjalan di seutas tali, yang membentang di ketinggian dengan latar belakang air terjun sekumpul.

Baca juga: Adi Arnawa Ingin Tiru Sydney, Tangani Kemacetan, Rancang Transportasi Laut Via Water Taxi

Baca juga: Ini Kata Sekda Gede Suyasa Seleksi Terbuka Jabatan Kadisdikpora Diperpanjang Sepekan 

Sayup-sayup terdengar suara warga lokal sembari menonton aksi yang dilakukan pria itu. Hingga tak berselang lama momen menegangkan terjadi. 

Pria yang diduga warga negara asing (WNA) itu hilang keseimbangan dan terjatuh dari tali. Sontak warga yang menonton kaget. Namun beruntung, WNA tersebut menggunakan perangkat keselamatan. 

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara membenarkan aksi tersebut dilakukan di Air Terjun Sekumpul. Ia mengatakan, setelah menerima informasi kegiatan slackline pihaknya di 

Dispar bersama Imigrasi Singaraja dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), menelusuri WNA yang melakukan atraksi tersebut pada Rabu (6/7). 

“Kami menindaklanjuti laporan adanya kegiatan ekstrem di Air Terjun Sekumpul, untuk memastikan apakah atraksi slackline tersebut telah memiliki izin resmi atau tidak,” ujar dia, Rabu (6/8).

Dari hasil penelusuran diketahui jika aksi tersebut merupakan inisiatif WNA, yang menginap di salah satu homestay milik warga setempat.

Sayangnya informasi mengenai WNA tersebut tidak ada. Sebab pihak homestay tidak mendokumentasikan foto paspor dan sebagainya.

“Makanya imigrasi tadi mengedukasi pihak homestay agar ke depan menggunakan sistem informasi atau Aplikasi Pelaporan Orang Asing (APOA),” ujarnya. 

Dikatakan pula, total ada 12 WNA yang menginap di homestay. Mereka juga membawa peralatan untuk melakukan slackline.

Lanjut Dody, para WNA itu sempat mengutarakan niatnya melakukan slackline ke pemilik homestay. Pihak homestay kemudian berkoordinasi dengan pengelola air terjun dan perbekel. 

“Mereka sempat menunjukkan lisensi yang dimiliki. Dari pihak desa dikira mereka akan melakukan canyoning. Kalau canyoning kan sudah biasa dilakukan di seputaran Gitgit ataupun Sambangan,” ucapnya. 

Halaman
12

Berita Terkini