Penganiayaan Prada Lucky

PRADA Lucky Dicambuk & Dipukul Dalam Barak? Pangdam IX/Udayana: Atensi Menteri dan Panglima TNI!

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto, saat melayat ke keluarga Prada Lucky Cepril Saputra Namo.

TRIBUN-BALI.COM - Kasus Prada Lucky masih terus berjalan hingga saat ini. Isak tangis ayah dan ibundanya masih belum kering. 

Bagaimana tidak, konon 20 orang menjadi tersangka dalam kasus penganiayaan Prada Lucky hingga ia tewas dengan mengenaskan. 

Dalam suasana pemakaman yang penuh duka, isak tangis Sepriana Paulina Mirpey pecah saat ia membuka tabir ketakutan anaknya.

Ia menuturkan bagaimana sebelum meninggal dunia, Prada Lucky Chepril Saputra Namo sempat mengatakan kekerasan yang diterimanya.

Baca juga: KASUS Kematian Prada Lucky, Eks Jenderal Sebut Itu Pembunuhan, Dorong Pelaku Dapat Hukuman Setimpal!

Baca juga: FAKTOR Pemicu Penganiayaan Prada Lucky Hingga Tewas, Berikut Kronologi Lengkapnya!

Sepriana mengungkapkan, bahwa anaknya mengaku sempat dipukul bahkan sempat dicambuk oleh sejumlah prajurit di barak TNI.

Pengakuan itu disampaikan Paulina ketika ditemui menjelang pemakaman Prada Lucky di Kupang, Sabtu (9/8/2025).

“Mama saya dipukul, saya dicambuk” cerita Sepriana. Sepriana menggambarkan bagaimana suaminya merawat tubuh anak mereka dengan mengompres luka-luka bekas penganiayaan dengan kunyit panas, bekas pukulan di tangan, kaki, punggung, hingga badan.

Menurut Sepriana, Lucky juga sempat melarikan diri ke rumah mama angkatnya di Nagekeo dengan tubuh penuh luka.

Dia menceritakan semenjak Prada Lucky pindah ke barak TNI di Nagekeo, anaknya setiap saat selalu mengabari tentang kondisinya, dan menceritakan kegiatan mereka.

Oleh karena itu, kata Paulina, dirinya sempat kaget dan gelisah saat tidak mendapatkan kabar dari anaknya selama dua hari penuh, sehingga dia curiga sesuatu telah terjadi pada anaknya.

Rasa cemas itu terbukti benar ketika Sepriana tiba di Nagekeo, dan menemukan anaknya dalam keadaan koma di RSUD Aeramo, tempat Lucky dirawat sejak 2 Agustus 2025.

“Saya lalu berangkat ke sana dan menemukan anak saya dalam keadaan koma,” ucapnya. Dia juga menyebut beberapa petinggi di barak TNI yang ikut menganiaya dirinya sehingga berujung dirawat intensif di RS.

Penuh duka dan dengan air mata yang tumpah, Sepriana memohon agar pelaku kekerasan terhadap putranya dihukum sesuai hukum berlaku, berharap tragedi ini menjadi panggilan bagi keadilan yang tertunda.

Jenazah Prada Lucky kini telah dimakamkan di TPU Kapadala, Kota Kupang. Kepergiannya  menyisakan luka mendalam di hati keluarga dan panggilan serius terhadap institusi yang menjaga prajuritnya.

Publik Indonesia kini menanti investigasi menyeluruh, dari pihak berwenang untuk membuka tabir kebenaran dalam tragedi yang menodai kehormatan TNI.

Halaman
12

Berita Terkini