Kebakaran Gunung di Bali

TOTAL Luas Lahan Terbakar Sekitar 9,8 Hektar, Kebakaran Hutan Gunung Batur Berhasil Dipadamkan

Setelah api berhasil dipadamkan, petugas melakukan pemantauan hingga pukul 22.00 Wita untuk memastikan tidak ada titik api yang tersisa.

(Istimewa/Humas BKSDA Bali)
PADAMKAN API - Petugas gabungan saat berupaya memadamkan kebakaran di TWA Gunung Batur Bukit Payang. 

TRIBUN-BALI.COM – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali bersama lintas sektor berhasil memadamkan kebakaran hutan yang terjadi di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Batur Bukit Payang (GBBP), Kabupaten Bangli, Kamis (2/10).

Kebakaran dilaporkan pertama kali oleh masyarakat pada pukul 11.50 Wita, dan segera direspons oleh personel Resor KSDA TWA GBBP bersama KPHK Kintamani, Masyarakat Peduli Api (MPA) Batur, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Bangli, Koramil Kintamani, Polsek Kintamani, Kelompok Ojek Wisata Gunung Sari Merta (GSM), Forum Pemandu Pendakian Gunung Batur (FP2GB), Kelompok Tani Eka Wana Merta, serta masyarakat sekitar.

Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 19.30 Wita setelah dilakukan upaya pemadaman menggunakan jet shooter, kepyokan api, dan pembuatan sekat bakar. Total luas lahan yang terbakar diperkirakan mencapai ± 9,8 hektar.

Kondisi vegetasi bawah yang kering serta tiupan angin kencang menyebabkan api cepat meluas. Kebakaran ini diduga dipicu oleh kelalaian pengunjung yang membuang puntung rokok sembarangan di jalur pendakian.

Baca juga: PECAT 2 Anggota Polres Buleleng, Aipda Made K & Aipda Gede S di-PTDH Terlibat Narkoba & Bolos Dinas!

Baca juga: FRAKSI PDIP Minta Tindak Tegas Vila Bodong, Usulkan Pemkab Gianyar Turunkan Satpol PP

Kebakaran menghanguskan vegetasi bawah (savanna) serta sejumlah tumbuhan berkayu seperti Tusam (Pinus merkusii), Cemara gunung (Casuarina junghuhniana), dan Tiblun (Dodonaea viscosa), serta menurunkan kualitas udara akibat asap yang ditimbulkan.

Setelah api berhasil dipadamkan, petugas melakukan pemantauan hingga pukul 22.00 Wita untuk memastikan tidak ada titik api yang tersisa. Pemantauan lanjutan juga dilakukan pada hari ini untuk memeriksa titik api benar–benar padam.

Ratna Hendratmoko, Kepala BKSDA Bali mengimbau masyarakat, khususnya pengunjung jalur pendakian di Gunung Batur, untuk lebih berhati-hati dan tidak melakukan tindakan yang dapat memicu kebakaran

“Partisipasi masyarakat sangat penting untuk mencegah kebakaran hutan, terutama di kawasan konservasi yang memiliki nilai ekologi tinggi,” ujar Hendratmoko, Jumat (3/10).

Ia pun menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan kejadian ini.

“Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah bekerja sama secara sigap dan penuh dedikasi,” ucapnya. 

Menurutnya kerja sama lintas sektor ini membuktikan bahwa sinergi merupakan kunci utama dalam penanggulangan kebakaran hutan.

“BKSDA Bali akan terus meningkatkan koordinasi dengan para pihak terkait, serta mengintensifkan kegiatan patroli guna mencegah kejadian serupa di kemudian hari,” imbuhnya. (zae)

Peristiwa Kebakaran Meningkat

Sementara itu, peristiwa kebakaran di wilayah Kabupaten Buleleng mengalami peningkatan sejak tiga bulan terakhir. Walaupun hanya kebakaran lahan, peristiwa ini awalnya karena kelalaian masyarakat. 

Berdasarkan data, laporan kebakaran terus meningkat sejak Juli 2025 di mana tercatat sebanyak 14 kejadian. Pada Agustus, tercatat 18 kejadian dan September tercatat 33 kejadian.  

Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Buleleng, Komang Kappa Aryandono, saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Dikatakan dia, laporan kebakaraan didominasi oleh kebakaran lahan. Yang mana dari hasil investigasi, sebagian besar kebakaran dipicu oleh kelalaian masyarakat. "Misalnya seperti pembakaran sampah di lahan kering, yang kemudian merembet menjadi kebakaran," ucapnya, Jumat (3/10).

Dikatakan, bulan September atau pertengahan bulan Oktober yang biasanya menjadi puncak musim kemarau. Namun tahun ini justru berbeda karena yang terjadi adalah kemarau basah.

Di Kabupaten Buleleng, lanjutnya, wilayah dengan risiko kebakaran tertinggi adalah Kecamatan Gerokgak. Mengingat wilayahnya yang banyak lahan kering. 

Walau demikian pada Bulan September, justru Kecamatan Buleleng mencatat lebih banyak kejadian. Dari 9 kecamatan, total 12 kejadian kebakaran terjadi di Kecamatan Buleleng.

Oleh sebab itu, langkah antisipasi sudah dilakukan melalui imbauan Bupati, agar camat dan perbekel memastikan tidak ada aktivitas pembakaran sampah di wilayah masing-masing. 

"Secara aturan, pembakaran sampah memang dilarang. Namun praktik ini masih sering dijumpai dan berpotensi meluas menjadi kebakaran, bahkan di Tempat Pembuangan Sampah (TPS)," katanya. (mer)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved