Berita Bali
Menanti Gebrakan Chatarina, Perempuan Pertama Kajati Bali: Saya Tak Bisa Bekerja Sendiri!
Chatarina Muliana, mencatat sejarah sebagai perempuan pertama yang memimpin Kejaksaan Tinggi Bali, mampukah menegakkan supremasi hukum di Bali?
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Publik Bali kini menanti gebrakan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Bali, Chatarina Muliana, dalam menegakkan hukum di Pulau Dewata.
Chatarina resmi memulai tugas sebagai pemimpin Kejati Bali setelah dilantik pada 23 Oktober 2025, dan menjalani upacara pisah sambut Kajati Bali yang digelar di Kantor Kejati Bali, Renon, Denpasar, pada Jumat 31 Oktober 2025 malam.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta yang didampingi Ny Seniasih Giri Prasta, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra serta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Chatarina tercatat dalam sejarah sebagai perempuan pertama yang menjabat sebagai Kajati Bali.
Baca juga: Perempuan Pertama Jabat Kajati Bali, Ini Pesan Gubernur Koster ke Chatarina
Mampukah “Srikandi Hukum” pertama ini menegakkan supremasi hukum di Bali?
Dalam kesempatan pisah sambut, Chatarina Muliana menyampaikan komitmennya untuk melanjutkan fondasi yang telah dibangun oleh pendahulunya, terutama dalam strategi penegakan hukum yang humanis dan berlandaskan kearifan lokal Bali.
“Saya wajah lama tapi baru bergabung lagi di kejaksaan. Dua puluh tahun dari tiga puluh tahun karier saya di luar kejaksaan. Ternyata Bali sudah disiapkan untuk saya, tinggal meneruskan legacy yang sudah ada. Saya berharap penegakan hukum di Bali dapat terus dijalankan dengan cara yang humanis dan sesuai nilai-nilai lokal,” katanya.
Chatarina menegaskan pentingnya sinergi dengan seluruh unsur Forkopimda dalam menjalankan amanat Presiden, yakni mewujudkan penegakan hukum yang adil untuk kesejahteraan masyarakat.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Mohon dukungan dari semua pihak. Bali adalah wajah dunia, sehingga tantangan hukum di sini pun kompleks. Saya ingin bersama-sama merawat Bali sebagai rumah kita yang indah dan kuat, di mana penegakan hukum sejalan dengan pembangunan berkelanjutan,” tegasnya.
“Penegakan hukum yang kuat harus berjalan seiring dengan pembangunan yang berkelanjutan, untuk mewujudkan ekonomi yang berkeadilan dan masyarakat Bali yang sejahtera,” tambahnya.
Gubernur Bali, Wayan Koster, memberikan sambutan hangat kepada Kajati Bali yang baru, Chatarina Muliana, yang mencatat sejarah sebagai perempuan pertama yang memimpin Kejaksaan Tinggi Bali.
“Selamat datang kepada Ibu Kajati baru. Ini sejarah pertama kali Kejati Bali dipimpin oleh seorang wanita. Pengalaman Ibu selama 20 tahun di luar kejaksaan tentu menjadi modal berharga. Bali beruntung mendapat pemimpin dengan pengalaman luas dan kemampuan luar biasa,” ucap Koster.
Gubernur Koster pun meyakinkan bahwa seluruh elemen Kabupaten kota se Bali, serta masyarakat Bali akan mendukung upaya Kajati baru dalam penegakan hukum dan pencegahan tindak kejahatan.
Sebelumnya, Kajati Bali lama Ketut Sumedana, mengungkapkan Kejati Bali tengah menangani 49 kasus dan 26 kasus di antaranya berada di tingkat penyidikan.
Di mana dalam waktu dekat akan ada penambahan-penambahan kasus yang masuk ke penyidikan.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.