Berita Bali

Data SSGI Masukan Indikator Lain, Dinkes Bantah Angka Stunting 2024 di Bali Sempat Naik

Data SSGI Masukan Indikator Lain, Dinkes Bantah Angka Stunting 2024 di Bali Sempat Naik

Tribun Bali/ Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, dr. I Nyoman Gede Anom saat ditemui di Posko Bencana Banjir di Banjar Tohpati Kesiman Kertalangu, Kamis 11 September 2025. BMC Kuta dan RSUD Wangaya Bali Terdampak Banjir, Pasien Emergency Dirujuk ke RS Lain 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Jadi sorotan, angka stunting di Provinsi Bali pada Tahun 2024 meningkat sebesar 8,7 persen atau naik dibanding Tahun 2023 sejumlah 7,2 persen. Terjadi peningkatan, namun angka stunting di Bali masih termasuk paling rendah di seluruh Indonesia.

Salah satu Kabupaten/Kota yang menjadi sorotan angka stunting adalah Kota Denpasar, dimana berdasarkan data SSGI( Survei Status Gizi Indonesia)  mencapai 10,4 persen lebih besar dibandingkan Jembrana 7,5 persen.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali dr. I Nyoman Gede Anom mengatakan data dari SSGI adalah prevalensi bukan data riil anak yang stunting. Ia mengklaim, angka stunting di Provinsi Bali 5,9 persen tahun 2024. Justru datanya menurun dibandingkan tahun 2023.

Baca juga: DARURAT! 4 Wanita Muda di Buleleng Dipaksa Berhubungan Hingga Hamil, Modusnya Berbeda-beda!

Anom memaparkan, data yang disampaikan SSGI adalah prevalensi yang memasukkan indikator lain. Seperti  tidak punya jamban dan tidak ada air bersih. Selain itu waktu anak lahir tidak ikut KB.

“Kalau dilihat data yang kita dapat, kita di angka 5,9 persen. Itu angka kecil. Turun dari tahun lalu ke 7,2. Tapi karena ada faktor lain  yang masuk yang tadi saya sampaikan prevalensi jadi angka 8,7 persen," jelasnya pada, Rabu 12 November 2025.

Pemerintah Provinsi Bali melalui Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali melakukan sensus ulang sebanyak 189 ribu balita di Bali untuk pengukuran ulang badan balita. Pengukuran telah berjalan hingga 14 November. Sensus dilakukan karena dari pemerintah pusat tidak menggelar survei. 

“Jadi kami sampaikan berapa hasilnya. Karena tahun 2025 tidak ada survei dari pusat. Tidak ada lagi survei. Kita adakan  sendiri. Untuk adakan  sendiri," jelasnya.

Kemudian, untuk di Kota Denpasar terkait  data prevalensi  stunting di Denpasar tercatat  10,4 persen, namun Anom menampik karena  data sebenarnya sebesar 1,5 persen stunting di Denpasar.

Baca juga: KRONOLOGI LENGKAP Kecelakaan di Jalan Tukad Balian Denpasar, Pemotor Tewas Seketika

Anom menjelaskan, kemungkinan  data prevalensi  Kota Denpasar tinggi karena pengaruh banyak pendatang  di Denpasar."Itu dia (pendatang) tidak punya rumah. Nanti data paling update mungkin akhir November tahun 2025. Total semua, 189 ribu bali di Bali akan  ukur semua," jelasnya.

 


Adapun berdasarkan data prevalensi balita Provinsi Bali bermasalah gizi berdasarkan data SSGI tahun 2024; Jembrana 7,5 persen; Tabanan 7,5 persen; Badung 7,2 persen: Gianyar 5,4 persen; Klungkung 5,2 persen; Bangli 8,3 persen; Karangasem 13 persen; Buleleng 14,8 persen; Denpasar 10,4 persen.

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved