bisnis

Penjualan Ritel Oktober 2025 Diperkirakan Meningkat, Penjualan Eceran Terkontraksi 2,4 Persen

Bank Indonesia memperkirakan kinerja penjualan eceran pada Oktober 2025 meningkat, baik secara bulanan maupun tahunan.

KONTAN
BELANJA - Konsumen berbelanja di pusat perbelanjaan di Tangerang Selatan, Banten. Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran pada Oktober 2025 meningkat, baik secara bulanan maupun tahunan. 

TRIBUN-BALI.COM - Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran pada Oktober 2025 meningkat, baik secara bulanan maupun tahunan.

Kinerja penjualan eceran diperkirakan meningkat tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Oktober 2025 diperkirakan tumbuh sebesar 4,3 persen year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,7 persen yoy.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan, peningkatan penjualan eceran tersebut terutama bersumber dari kenaikan pertumbuhan penjualan kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,4 persen yoy, barang budaya dan rekreasi 4,7 % yoy, serta perlengkapan rumah tangga lainnya 0,3 % yoy.

Secara bulanan, penjualan eceran pada Oktober 2025 diperkirakan tumbuh 0,6 % month to month (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 2,4 % mtm.

Baca juga: Masuk Tiga Besar Kontribusi Penjualan, Quadra Resmikan Gallery Signature di Bali

“Didorong oleh kinerja penjualan mayoritas kelompok seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat menjelang persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal,” tutur Denny dalam keterangannya, Selasa (11/11).

Beberapa kelompok yang tercatat meningkat secara bulanan di antaranya, perlengkapan rumah tangga lainnya 3,4 % mtm, barang budaya dan rekreasi 0,5 % mtm, makanan, minuman, dan tembakau 1,1 % mtm, serta suku cadang dan aksesori 2,4 % mtm.

Lebih lanjut, pada September 2025, Denny mencatat IPR secara tahunan tumbuh sebesar 3,7 % yoy, lebih tinggi dibandingkan IPR bulan sebelumnya sebesar 3,5 % yoy.

“Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh peningkatan penjualan kelompok suku cadang dan aksesori, makanan, minuman, dan tembakau, serta barang budaya dan rekreasi,” ungkapnya.

Secara bulanan, penjualan eceran pada September 2025 terkontraksi sebesar 2,4 % mtm terutama dipengaruhi oleh penurunan pada subkelompok sandang.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga dan enam bulan yang akan datang, yakni Desember 2025 dan Maret 2026 diperkirakan meningkat.

Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Desember 2025 dan Maret 2026 masing-masing sebesar 157,2 dan 172,5, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 134,6 dan 169,2.

Baca juga: AI dan Influencer Jadi Strategi Unilever untuk Dongkrak Penjualan

“Peningkatan tersebut sejalan dengan kenaikan permintaan saat HBKN Natal 2025 dan HBKN Idulfitri 2026,” tandasnya.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, perkiraan penjualan ritel yang meningkat pada Oktober 2025 sangat dipengaruhi pola musiman menjelang libur akhir tahun dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Natal.

Hal ini, kata dia, tercermin dalam survei penjualan eceran yang memprakirakan IPR naik baik secara bulanan maupun tahunan. Terutama didorong kelompok makanan, minuman, dan tembakau, barang budaya dan rekreasi, serta suku cadang dan aksesori.

“Dengan kata lain, faktor musiman adalah pendorong kuat di Oktober. Namun, tidak semua subsektor naik merata, sandang dan peralatan informasi-komunikasi masih lemah sehingga lonjakan tidak menjadi serempak,” tutur Josua, Selasa (11/11).

Sumber: Kontan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved