Banjir di Bali
Pasca Banjir, Listrik di Pasar Badung Belum Normal, Biaya Perbaikan Ditawarkan Vendor Hingga 3,7 M
pihaknya juga mengatakan, PLN sempat menawarkan penggunaan daya sementara dengan biaya Rp550 juta selama 6 bulan.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pasca banjir bandang pada 10 September 2025 lalu, sistem kelistrikan di Pasar Badung, Bali, belum normal.
Hal ini mengingat panel listrik yang terendam banjir belum bisa diperbaiki.
Saat ini Perumda Pasar Sewakadharma Kota Denpasar tengah melakukan kajian terkait penawaran vendor untuk perbaikan panel.
Apalagi biaya untuk perbaikannya cukup tinggi.
Baca juga: 75 Persen Pedagang Pasar Kumbasari Dipindahkan ke Pasar Badung, Sisanya Masih Dipersiapkan
Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar, Ida Bagus Kompyang Wiranata mengatakan, saat ini pihaknya masih mengkaji penawaran dari beberapa vendor yang masuk.
Biaya yang ditawarkan juga cukup tinggi yakni Rp1,7 miliar hingga Rp3,7 miliar.
"Dengan anggaran yang cukup besar tersebut membutuhkan proses pengadaan, tidak bisa serta merta langsung dikeluarkan," paparnya, Selasa, 14 Oktober 2025.
Selain itu, pihaknya juga mengatakan, PLN sempat menawarkan penggunaan daya sementara dengan biaya Rp550 juta selama 6 bulan.
"Ini juga kita masih kita bicarakan. Saat ini kita fokus ke perbaikan panel yang masih dalam tahapan pengkajian pengajuan vendor," katanya.
Saat ini, listrik sudah menyala dengan menggunakan genset.
Namun diakuinya listrik masih terbatas hanya untuk penggunaan lampu.
Sementara penggunaan freezer dan showcase masih belum bisa digunakan pedagang.
Sehingga pedagang buah, daging termasuk makanan beku untuk sementara menaruh beberapa barang dagangannya di rumah.
Barang dibawa ke pasar dengan jumlah tertentu untuk memenuhi permintaan pelanggan. (*)
Kumpulan Artikel Denpasar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.