AIR di Pura Tirta Empul Keruh, Sebab Sungai Sekitarnya Sempat Meluap, Kadispar Gianyar: Sudah Normal

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pertama kali dalam sejarah, air di pemandian suci Pura Tirta Empul, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali, keruh akibat terkena luapan air sungai di sekitarnya, pada Rabu 12 November 2025 sore. 

Luapan sungai ini dampak dari hujan yang terus mengguyur kawasan setempat. Namun tak berlangsung lama, pihak keamanan setempat langsung melakukan tindakan, sehingga objek wisata yang digandrungi wisatawan mancanegara dan domestik itu, sudah kembali normal. Dan airnya kembali jernih sepeti sediakala.

Kepala Dinas Pariwisata Gianyar, I Wayan Gede Sedana Putra saat dikonfirmasi Rabu petang membenarkan bahwa air di pemandian Pura Tirta Empul sempat keruh berwarna cokelat seperti lumpur. Hal tersebut disebabkan aliran air sungai yang berada di utara Pura Tirta Empul tersumbat, ditambah debit air sungai yang cukup besar akibat hujan yang terus mengguyur wilayah Tampaksiring.

Baca juga: JENAZAH Dadong Retu Ditemukan di Jurang Sedalam 30 Meter, Tim SAR Endus Bau Amis Menyengat di TKP!

Baca juga: GERAM Jalan Rusak Dibilang Sudah Diaspal, Tokoh Masyarakat Datangi & Mesadu ke Bupati Buleleng! 

"Aliran air dari Desa Manukaya dan Batas (sebelah utara Pura Tirta Empul) debit airnya besar sehingga mengalir ke pura," ujarnya.

Namun hal tersebut telah ditangani, dengan melakukan pembersihan terhadap sumbatan sungai. Di mana sumbatan tersebut berupa tanah, sampah ranting dan sebagainya. "Saat ini kondisinya sudah normal, airnya sudah jernih kembali," ujarnya. 

Sedana Putra mengatakan, selama ini objek wisata Tirta Empul dikelola bersama Desa Adat Manukaya. Dalam mengantisipasi hal tersebut terulang kembali, pihaknya akan terus memantau saluran air yang berada di seputaran objek. "Ini menjadi perhatian serius kita, agar nanti tidak terjadi kejadian serupa kembali," tegasnya. 

Berdasarkan catatan Tribun Bali, objek wisata Tirta Empul merupakan ujung tombak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Gianyar dari distribusi objek pariwisata. Di mana per hari, objek ini bisa mengantongi pendapatan puluhan juta rupiah. (*)