Pohon Tumbang di Klungkung

TANGIS Sudiasa Liat Ibunda Terpental Kena Pohon Tumbang, Ia Sebut Sudah Banyak Pertanda & Halangan  

Dalam wawancara khusus dengan Tribun Bali, Sudiasa yang juga korban tak kuasa menceritakan tragedi di Pura Segara Penataran Ped itu.

|
TRIBUN BALI/SURYA
Tangis Wayan Sudiasa tumpah, tatkala ia menceritakan sang ibunda yang meninggal dunia terpental akibat pohon tumbang di Pura Segara Pentaran Ped, Nusa Penida, Klungkung, Bali.  

TRIBUN-BALI.COM - Tangis Wayan Sudiasa tumpah, tatkala ia menceritakan sang ibunda yang meninggal dunia terpental akibat pohon tumbang di Pura Segara Pentaran Ped, Nusa Penida, Klungkung, Bali. 

Dalam wawancara khusus dengan Tribun Bali, Sudiasa yang juga korban tak kuasa menceritakan tragedi di Pura Segara Penataran Ped, Klungkung itu. 

Ia bahkan menyebutkan, sebelumnya sudah ada tanda-tanda kurang baik dan berbagai halangan. Namun ia tak menggubris hal tersebut. Ia tetap berangkat di Pura Segara Penataran Ped. 

Baca juga: MAUT Pohon Tumbang di Pura Segara Penataran Ped, 5 Korban Dipulangkan, Bupati Klungkung Minta Ini

Baca juga: DAMPAK Hujan Deras Beberapa Jam, Air Sungai Meluap di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk & Pohon Tumbang

"Jadi sebelum kami berangkat ke Nusa Penida itu, sudah dilarang sama sulinggih. Beliau bilang sudah siang," katanya. Tatkala ia mengantar sulinggih ke Denpasar, sudah diwanti-wanti agar belakangan saja ke Nusa Penida

Apalagi di banjarnya sendiri, sedang ada piodalan bertepatan dengan Purnama saat itu. Namun Sudiasa tetap kekeh berangkat, ke Nusa Penida

Tak hanya diwanti untuk menunda, namun ada beberapa halangan seperti pertanda yang sudah alam berikan agar ia menunda ke Nusa Penida

"Jam 11 rencana berangkat ke Nusa Penida, tapi jam 12 dapat kabar dari Padangbai katanya kapal ditunda keberangkatannya sampai jam 2 siang," sebutnya. 

Walaupun sudah ada pertanda seperti ini, Sudiasa masih ngotot saja ingin berangkat. Ia pun mengajak keluarga dan ayah ibunya turut nangkil ke Nusa Penida

Tetapi ternyata ayah ibu Sudiasa, juga sempat berkata untuk menunda saja, namun  lagi-lagi ia tetap kekeh untuk berangkat. Sampai akhirnya Sudiasa berangkat dengan keluarga dan ayah ibunya. 

Ironinya, sampai di Padangbai ternyata kapal belum juga berangkat dan ditunda sampai sekitar pukul 15.15 WITA. "Banyak halangan ini tetap saya terobos," sebutnya. 

Ia pun sampai di Nusa Penida jam 5 sore, dan lanjut sembahyang di Pura Goa Giri Putri. Sempat ia nunas benang tridatu, namun kusut. Di sana kemudian perasaan dia kembali tidak tenang. 

Usai itu mereka melaju ke Pura Dalem Ped, dan kondisi sudah malam hari. Rencana Sudiasa makemit di pura, sehingga ia tidak langsung sembahyang saat sampai namun rehat sejenak. 

Sudiasa menyempatkan diri mandi, ngopi dan rehat di wantilan pura. Sampai akhirnya mereka melanjutkan sembahyang. Dalam runutan sembahyang, mereka hendak memulai dari Pura Segara Penataran Ped

Namun ada sebuah pura yang rombongan Sudiasa lewati, mereka hanya meminta izin saja atau istilahnya ngatur sisip. Mereka langsung melaju ke Pura Segara Penataran Ped

Sang ibunda sempat berkata 'ayok mepamit' sampai 3 kali, hal ini membuat Sudiasa merasa aneh. Dia bertanya mau pamit ke mana, namun tidak ada jawaban. 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved