Hari Pahlawan
TOLAK Gelar Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Gus Mus Ungkap Sosok Penting yang Dimasukkan ke Sumur
TOLAK Gelar Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Gus Mus Ungkap Sosok Penting yang Dimasukkan ke Sumur
TRIBUN-BALI.COM – Penolakan gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto yang diberikan Presiden Prabowo Subianto terus disuarakan berbagai pihak.
Salah satu yang menolak pemberian gelar pahlawan pada Soeharto adalah KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus.
Dirinya secara tegas menolak langkah Prabowo tersebut.
“Saya ini orang yang paling tidak setuju kalau Soeharto dijadikan pahlawan nasional,” ujar Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU itu, dikutip dari NU Online.
Secara terbuka, Gus Mus mengungkapkan alasannya menolak pemberian gelar pada Soeharto tersebut.
Dirinya mengatakan, saat Orde Baru, banyak ulama pesantren dan warga Nahdlatul Ulama atau NU yang mengalami perlakuan yang jauh dari rasa adil.
Baca juga: Antisipasi Gangguan Listrik Saat Galungan, PLN Bangli Bali Imbau Masyarakat Perhatikan Jarak Penjor
Bahkan, Gus Mus mengungkapkan di zaman kepemimpinan Soeharto ada tokoh agama yang dimasukkan ke sumur.
“Banyak kiai yang dimasukin sumur, papan nama NU tidak boleh dipasang, yang suruh pasang malah dirobohin oleh bupati-bupati.
Adik saya sendiri, Kiai Adib Bisri, akhirnya keluar dari PNS karena dipaksa masuk Golkar,” ungkap Gus Mus di kediamannya di Leteh, Rembang, Jawa Tengah.
Ia juga mengenang bagaimana Kiai Sahal Mahfudh pernah didatangi pengurus Golkar Jawa Tengah yang memintanya menjadi penasihat partai.
“Kiai Sahal tidak mau, saya menyaksikan sendiri,” imbuhnya.
Baca juga: BUKA PINTU MENDADAK, Gadis 18 Tahun Tewas, Kecelakaan Tragis di Jembrana Renggut 2 Nyawa
Menurut Gus Mus, banyak ulama dan pejuang bangsa yang memiliki jasa besar, namun keluarganya tidak pernah mengusulkan gelar pahlawan demi menjaga keikhlasan amal mereka.
"Banyak kiai yang dulu berjuang, tapi keluarganya tidak ingin mengajukan gelar pahlawan. Alasannya supaya amal kebaikannya tidak berkurang di mata Allah. Kalau istilahnya, menghindari riya’,” jelas Rais Aam PBNU periode 2014–2015 itu.
Ia menilai, jika ada warga NU yang mendukung Soeharto sebagai pahlawan, itu menunjukkan ketidaktahuan terhadap sejarah kelam masa Orde Baru.
“Orang NU kalau ada yang ikut-ikutan mengusulkan berarti tidak ngerti sejarah,” tegas pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin itu.
Gus Mus mengingatkan bahwa banyak tragedi menimpa kiai, santri, dan warga NU selama Orde Baru.
Salah satunya terjadi saat Pemilu 1971 di Losarang, Indramayu—basis kuat Partai NU—di mana warga mengalami intimidasi, teror, hingga perlakuan sadis.
Baca juga: Bapak-Anak Kompak: Jokowi dan Gibran Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Sama-sama Ungkit Jasa
Diketahui, Pemerintah melalui Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyerahkan berkas 40 nama usulan untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional ke Menteri Kebudayaan (Menbud) sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan tanda Kehormatan (GTK) Fadli Zon.
Beberapa nama yang tercantum dalam berkas tersebut, adalah Presiden ke-2 RI Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta tokoh buruh Marsinah.
Gus Ipul mengatakan, usulan nama-nama ini telah dibahas selama beberapa tahun terakhir ini.
"Ada beberapa nama yang memang kita bahas dan kita putuskan pada tahun ini. Di antaranya Presiden Soeharto, Presiden Abdurrahman Wahid dan juga ada Marsinah serta ada beberapa tokoh-tokoh yang lain," kata Gus Ipul kepada wartawan, Selasa (21/10/2025).
Gus Ipul menjelaskan, tahap pengusulan nama-nama ini berawal dari masyarakat serta Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD).
Kemudian nama ini diajukan dan ditandatangani oleh bupati atau wali kota setempat.
Selanjutnya, dokumen ditandatangani gubernur, lalu diteruskan ke Kemensos.
"Kami melakukan pengkajian yang dikaji oleh tim (TP2GP). Hasilnya, hari ini saya teruskan kepada Pak Fadli Zon selaku Ketua Dewan Gelar. Ya tentu ini nanti selanjutnya akan dibahas sepenuhnya dan kita tunggu hasilnya secara bersama-sama," jelas Gus Ipul.
Beberapa nama lain yang juga diusulkan, adalah Syaikhona Muhammad Kholil, KH Bisri Syamsuri, KH Muhammad Yusuf Hasyim.
Lalu Jenderal TNI (Purn) M. Jusuf dan Jenderal TNI (Purn) Ali Sadikin.
Penyerahan berkas ini merupakan tindak lanjut dari rapat-rapat yang telah dilakukan oleh Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) atas usulan gelar pahlawan nasional dari berbagai provinsi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gus Mus Tolak Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Zaman Orba Banyak Kiai Dimasukin ke Sumur, https://www.tribunnews.com/nasional/7752628/gus-mus-tolak-gelar-pahlawan-untuk-soeharto-zaman-orba-banyak-kiai-dimasukin-ke-sumur?page=all&s=paging_new.
Penulis: Dodi Esvandi
Editor: Muhammad Zulfikar
| Kapten Japa Akan Diusulkan untuk Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ini Tanggapan Rai Mantra di Bali |
|
|---|
| Denpasar Bali Akan Usulkan Kapten Japa untuk Jadi Pahlawan Nasional, Begini Sejarahnya |
|
|---|
| Presiden Prabowo Umumkan 10 Pahlawan Nasional, Soeharto Dipastikan Masuk, Kapten Mudita Tak Masuk |
|
|---|
| Soeharto Termasuk dalam 10 Pahlawan Nasional yang akan Diumumkan Hari Ini |
|
|---|
| Peringati Puputan Margarana, Puluhan Siswa SD di Tabanan Ikuti Lomba Melukis |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/ibu-tien-dan-soeharto_20180803_135230.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.