Gunung Agung Terkini
Ada di Zona 6 Km dari Kawah Gunung Agung, Pura Besakih Tetap Ramai Dikunjungi, Pandita Ingatkan Ini
DALAM kepercayaan Hindu Bali, Pandita adalah sosok yang sangat dihormati. Ia merupakan pemuka agama Hindu, yang punya banyak peran.
TRIBUN-BALI.COM - Saat saya bertanya kepada Pak Pandita, terkait dengan posisi Pura Besakih yang masih ramai dikunjungi peziarah dan masuk ke dalam zona bahaya letusan Gunung Agung, Pak Pandita menjawab bahwa ia telah berkomunikasi dengan "Beliau".
Saya tanya kemudian, siapa maksud dengan "Beliau"? Apakah "Beliau" yang dimaksud adalah bukan manusia? Pak Pandita menjawab, "Ya, bukan!"
Baca: Awasi Gerak-gerik Pendaki Nekat Naik ke Puncak Gunung Agung, Titik Masuk Dijaga Ketat
Baca: Kadar Belerang di Radius 12 Km Masih Nihil, Fenomena Kepulan Asap Setinggi 1.500 Meter karena Ini!
DALAM kepercayaan Hindu Bali, Pandita adalah sosok yang sangat dihormati. Ia merupakan pemuka agama Hindu, yang punya banyak peran.
Salah satu kelebihan dari sosok Pandita Mpu Paramadaksa Purohita adalah kemampuan berkomunikasi dengan para leluhur.
Pandita kemudian mendapatkan informasi yang berguna terutama untuk keselamatan dan kepentingan para umatnya.
Saya temui Pandita Mpu Purohita. Sesungguhnya pertemuan saya ini tidak sengaja. Karena, awalnya saya tengah menunggu salah satu pemuka agama Hindu di Pura Besakih, Karangasem, Bali, Jro Mangku Suweca.
Namun, karena masih memimpin doa bagi para umatnya di Pura Besakih, saya pun tetap harus menunggu.
Saya bertanya kepada orang-orang di sekitar pura, yang begitu ramah menerima kedatangan kami, tim Aiman dari KompasTV.
Pertanyaan saya kira-kira seperti ini, "Kapan Jro Mangku selesai memimpin doa?" Sebab, saya menunggu cukup lama dan hari sudah mulai beranjak gelap, sementara kamera TV dan peralatan kami terbatas untuk melakukan wawancara dalam kondisi kurang pencahayaan.
Salah satu pengurus Pura Besakih kemudian menjawab pertanyaan saya itu, "Kapan saja jika beliau merasa sudah cukup." Saya pun kembali menunggu.
Kemudian ada seseorang yang duduk di dekat saya. Sebelumnya dari kejauhan saya melihat sosok tersebut begitu dihormati saat masuk ke lingkungan Pura Besakih, yang merupakan pura tertua dan terbesar di Indonesia, lebih dari 1.000 tahun usia Pura Besakih ini.
Kebetulan ia duduk di sebelah saya, kami pun akhirnya terlibat perbincangan santai, lagi-lagi dengan sangat ramah. Ternyata saya berbicara dengan seorang pandita.
Saya bertanya mulai dari keseharian hingga aktivitasnya sebagai pandita dan juga perbedaannya dengan Jro Mangku yang bertugas memimpin doa di sebuah pura.