TRAGIS, Tujuh Pelajar Terseret Arus Pantai Keramat Jembrana, Satu Siswi Tewas Tak Tertolong
Tujuh anak Panti Asuhan Widya Asih di Desa Melaya, Kecamatan Melaya terseret arus saat mandi di pantai.
Penulis: I Gede Jaka Santhosa | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Kuatnya arus di perairan Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana memakan korban jiwa, Minggu (28/1).
Tujuh anak Panti Asuhan Widya Asih di Desa Melaya, Kecamatan Melaya terseret arus saat mandi di pantai.
Satu orang akhirnya tewas meski sempat mendapat pertolongan medis.
Peristiwa ini terjadi di pantai Keramat Desa Melaya, Kecamatan Melaya sekitar pukul 15.00 Wita.
Saat itu, sebanyak 50 anak Panti Asuhan Widya Asih mengikuti olahraga ke pantai didampingi Kepala Panti Asuhan Widya Asih, Made Suastina Adi.
Awalnya, mereka bermain sepakbola. Usai bermain, mereka kemudian mandi di pantai.
Mereka sempat diingatkan untuk tidak mandi terlalu ke tengah pantai. Namun petaka menghampiri.
Tia Amanda (12), Kristian Dana Putra (13), Masnu Nur Mastofa (14), Jessica (13), Yolanda Prahadinata (15), Dodi Abdi (14), dan Gede Boni Saputra (14), tiba-tiba terseret arus kuat.
Mereka berteriak. Kristian, Masnu, Yolanda, dan Dodi tampak masih berpegangan pada kayu dan mengapung.
Sedangkan Tia, Jessica, dan Boni sudah terlepas dari pegangannya. Saat itu, Jessica dan Boni berusaha berenang menuju ke tepi. Sedangkan Tia tampak muncul dan tenggelam berulang-ulang.
Made Suastina Adi kemudian berupaya menolong dengan berenang menggunakan ban. Sementara itu, Boni dan Jessica ditolong dengan menggunakan pelampung.
Tia yang lokasinya berada paling di tengah laut ditolong oleh nelayan menggunakan jukung.
Kapolsek Melaya, Kompol I Ketut Narma mengatakan, mereka dilarikan ke Puskesmas I Melaya guna mendapatkan perawatan.
Namun Tia Amanda yang tercatat masih duduk di Kelas VIII SMP Harapan 3 Melaya asal Sulawesi ini, telah meninggal sebelum sampai di Puskesmas I Melaya.
Empat korban lainnya dirujuk ke RSUD Negara dan masih mendapatkan perawatan intensif. "Kami masih meminta keterangan dari sejumlah saksi terkait musibah ini. Perkembangan lebih lanjut akan kami laporkan," tandas Narma.