Konvoi Sambil Kebut-kebutan Makan Korban, 3 Siswa Kecelakaan Masuk RS Bali Mandara

Dijelaskannya, dua orang siswa dan siswi dari dua SMK yang berbeda mengalami patah tulang akibat kecelakaan saat konvoi di kawasan Pulau Serangan.

Penulis: Rino Gale | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Istimewa
Konvoi siswa-siswi SMA/SMK usai pengumuman kelulusan siswa-siswi SMA/SMK se-Bali yang diumumkan Kamis, (3/5/2018) mengakibatkan beberapa kejadian kecelakaan. Tiga orang dilarikan ke RS Bali Mandara. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali, TIA Kusuma Wardhani, mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan imbauan agar sekolah-sekolah SMA/SMK melarang siswanya mengganggu ketertiban umum.

Namun pihaknya tidak menampik masih ada siswa yang nekat melakukan corat-coret, dan konvoi sambil kebut-kebutan di jalan, sehingga sampai terjadi kecelakaan.

Baca: PARADE FOTO: Momen Gokil Perayaan Kelulusan Siswa SMA di Bali, Bagaimana Menurutmu?

Baca: Tak Terima Ditertibkan, 4 Siswa di GOR Ngurah Rai Tantang Polisi Berantem

“Kami ikut menyesal ya. Itu sudah di luar batas pengawasan kami. Namun untuk pembinaan ke depan kami harapkan peran orangtua siswa sangat diperlukan untuk terus melakukan pendampingan kepada siswa. Pihak sekolah juga lebih memerhatikan saat melakukan pengumuman kelulusan,” ujarnya.

Konvoi siswa-siswi SMA/SMK usai pengumuman kelulusan mengakibatkan beberapa kejadian kecelakaan.

Siswa korban kecelakaan dilarikan ke IGD RSUD Bali Mandara.

Hal ini dibenarkan Plt Direktur RS Bali Mandara, dr Bagus Darmayasa, yang mengatakan ada tiga pasien yang mendapatkan perawatan di Instalasi Gawat Darurat RSBM akibat kecelakaan.

“Iya, ada tiga pasien kecelakaan masuk. Kami sudah melakukan tindakan sesuai prosedur IGD, dan saat ini masih dalam perawatan intensif,” ujarnya.

Dijelaskannya, dua orang siswa dan siswi dari dua SMK yang berbeda mengalami patah tulang akibat kecelakaan saat konvoi di kawasan Pulau Serangan.

Bahkan seorang di antaranya masih tidak mengingat kejadian yang menimpa dirinya dan seorang lagi mengalami patah tulang di jari-jari dan lutut.

Pasien lainnya dari salah satu siswa SMA swasta di Denpasar juga mengalami patah tulang kelingking dan harus menjalani operasi.

Salah satu orangtua siswa yang tidak mau disebut namanya menuturkan, anaknya yang bernama Yoga membonceng temannya bernama Eka berkonvoi bersama di kawasan Serangan.

Saat konvoi dengan kecepatan tinggi dan melawan arus terjadilah kecelakaan.

Sebagai orangtua, dia ikut menyesalkan kejadian ini. Selain harus mengeluarkan biaya yang sedianya untuk pendaftaran ke jenjang perguruan tinggi, juga memikirkan bagaimana mendaftar jika masih dalam perawatan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved