Gunung Agung Terkini
Berikut Laporan Magma Var Gunung Agung 6 Jam Terakhir
Sisi visual Gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN BALI.COM, AMLAPURA - Pada laporan Magma Var dari KESDM, Badan Geologi, PVMBG
Pos Pengamatan Gunungapi Agung periode Senin (2/7/2018) 12.00 sampai 18.00 WITA, dari sisi meteorologi cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 25-26 °C dan kelembaban udara 68-71 %.
Sisi visual Gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal dan tinggi 300-700 meter di atas puncak kawah.
Baca: Bule Australia Ditemukan Tewas di Kampial Kuta Selatan, Tubuhnya Penuh Sayatan
Baca: Ratna Sarumpaet dan Luhut Bertengkar Hingga Keluarga Korban KM Sinar Bangun Menangis
Teramati 2 kali letusan dengan tinggi 500-700 meter dan warna asap putih dan kelabu.
Dari sisi kegempaan tercatat adanya letusan berjumlah 2, amplitudo : 15-24 mm, durasi : 90-131 detik. Tercatat juga adanya
Hembusan jumlah : 6, amplitudo : 6-18 mm, durasi : 80-214 detik.
Keterangan lain nihil, kesimpulan tingkat Aktivitas G. Agung Level III (Siaga).
PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar G. Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak G. Agung.
Baca: Wanita Ini Diketahui Hilang Terseret Ombak Selama 17 Bulan, Ditemukan Setelah Ada Petunjuk Mimpi
Baca: Tak Tayang di Televisi, Bali United Menang Besar Atas PS Sumbawa Barat
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.(*)