Gempa Bumi Lombok

Sesar Naik Flores Penyebab Gempa Bali-NTB, Tahun 1917 Tercatat Pernah Mengguncang Bali

Rangkaian gempa bumi yang terjadi di Pulau Lombok, NTB, hingga Bali, disebabkan oleh Sesar Naik Busur Belakang Flores

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ady Sucipto
Istimewa
Sesar Flores penyebab gempa Bali-NTB 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Rangkaian gempa bumi yang terjadi di Pulau Lombok, NTB, hingga Bali, disebabkan oleh Sesar Naik Busur Belakang Flores atau dengan istilah teknis Flores Back Arc Thrust (kerap secara singkat disebut Sesar Flores atau Patahan Flores).

Bidang patahan atau Sesar Naik Busur Belakang Flores menunjam bagian daratan Lombok. Pergerakan tersebut menimbulkan tumbukan yang menghasilkan gempa besar.

Hal ini dapat dilihat dari kedalaman pusat gempa di lereng Utara-Timur Laut Gunung Rinjani.

Sesar Flores membujur dari timur laut Pulau Bali, Lombok, Sumbawa, hingga Flores. Di selatan kepulauan ini juga membujur zona subduksi lempeng Indo-Australia.

Sesar (fault) sebagai permukaan yang retak di lapisan kulit bumi sehingga satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok lain. Sedangkan zona subduksi merupakan pertemuan antara dua lempeng benua.

Sesar dan zona subduksi merupakan sumber gempa dan keduanya melingkari Pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, dan pulau di sekitarnya.

Gempa bumi di Lombok pada 29 Juli lalu dengan magnitudo 6,4 SR merupakan awalan (pembuka). Dan, gempa pada 5 Agustus dengan skala 7,0 SR adalah gempa utama atau main shock.

Gempa ini terjadi karena ada satu bidang patahan dengan kemiringan 30 derajat bergerak 2-3 meter.

Penyebabnya sama dan sumbernya sama, yakni pergerakan patahan naik busur belakang Flores. Walaupun gaya dan letaknya itu berbeda.

Secara sederhana, dapat digambarkan lempeng tersebut berupa lapisan yang tertumpuk.

Karena aktivitas pergerakan lempeng, seketika lempeng dari utara ke selatan masuk atau menghujam ke bawah.

Bagian lempeng dari selatan ke utara itu seolah-olah naik. Hal inilah yang biasa disebut dengan sesar naik.

Kawasan Lombok dan sekitarnya tersusun dari batuan vulkanik dan banyak terdapat sesar. Jika terjadi gempa, sesar-sesar itu akan teraktifkan sehingga menimbulkan gerakan berujung rekahan sesar.

Hal ini juga yang menyebabkan gempa Lombok tidak langsung berhenti. Terjadi banyak gempa susulan.

Pulau Bali, Lombok, Sumbawa, hingga Flores terutama di sisi utara, posisinya masih dalam zona subduksi busur Flores, sehingga masuk kategori rawan gempa bumi skala menengah di dalam Peta Kerawanan Bencana Gempa Bumi PVMBG.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved