Selly Dharmawijaya Sebut Rata-rata Anak Main Gadget 6,5 Jam per Hari, Ortu Wajib Lakukan Ini
Anak-anak zaman dahulu lebih berinteraksi lewat permainan tradisional, seperti bermain dengkleng, bola bekel, main karet hingga metajog.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Rizki Laelani
Selly Dharmawijaya Sebut Rata-rata Anak Main Gadget 6,5 Jam per Hari, Ini Dampak yang Mengacam
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Denpasar, Selly Dharmawijaya Mantra, berbicara soal anak-anak Indonesia termasuk Bali, tengah kecanduan bermain gadget (gawai).
Dalam seminar kecanduan gadget yang diselenggarakan oleh Pasca Sarjana Psikologi FK Unud, Minggu (21/10/2018), Selly mengatakan, dengan adanya gadget ini, ada perbedaan pola anak-anak pada zaman dahulu dan saat ini dalam berinteraksi.
Anak-anak zaman dahulu lebih berinteraksi lewat permainan tradisional, seperti bermain dengkleng, bola bekel, main karet hingga metajog.
Sedangkan zaman sekarang, anak-anak lebih asyik bermain gadget serta mengurangi interaksi antar-sesama mereka.
Selly menjelaskan sebuah data yang memperlihatkan bahwa 72 persen pengguna gadget berasal dari kalangan anak berusia 9-12 tahun.
Sedangkan 84 persen dari pengguna gadget remaja berusia 13-17 tahun, dengan rata-rata bermain gadget pada anak selama 6,5 jam dan dewasa selama 11 jam.
“Dimana anak-anak biasa memainkan gadget 99 persen di rumah, 71 persen saat bepergian, 70 persen saat di rumah makan, 40 persen saat di rumah teman, dan 71 persen sekolah,” kata Selly dalam rilis yang diterima Tribun-Bali.com.
Dari penggunaan gadget ini, bisa memberikan dampak positif maupun negatif.
Dampak positif di antaranya anak pintar memilih informasi, dan dampak negatif antara lain risiko terkena radiasi dan terpapar informasi yang tidak benar.
Selly menyebut, peran besar dari para orang tua untuk memberikan pendampingan.
"Tentukan waktu online bersama, hingga tekankan pentingnya bersosialisasi," pungkasnya. (*)
VIDEO PILIHAN : Kunjungan Peserta Pindeskel 2018 di Tukad Bindu