Nekat Ajak Ibu Muda Berkencan Tengah Malam, Dukun ini Tewas dengan Tubuh Penuh Luka Bacok
Nekat Ajak Ibu Muda Berkencan Tengah Malam, Dukun ini Tewas dengan Tubuh Penuh Luka Bacok
TRIBUN-BALI.COM- Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Pati, Jawa Tengah, berhasil mengungkap kasus tewasnya Sugiarto (48), warga Desa Brati, Kecamatan Kayen, Pati.
Sebelumnya, korban ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi bersimbah darah dan tergeletak di Jalan Raya Gabus-Tlogoayu, depan SMPN 1 Gabus, Pati, Jumat (19/10/2018) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.
Dari hasil pemeriksaan kepolisian, Sugiarto diduga kuat merupakan korban pembunuhan.
Baca: Dipepet 7 Remaja, Anggota TNI Dibacok Berkali-kali Meski Telah Ngaku Sebagai Tentara
Identifikasi oleh tim forensik di RSUD Soewondo, Pati, menemukan banyak bekas luka bacok senjata tajam pada fisik Sugiarto.
Kapolres Pati AKBP Uri Nartanti mengatakan, tak kurang dari 6 jam pihaknya sudah membekuk pelaku yang telah menghabisi nyawa Sugiarto.
Pelaku yakni Dwi Sulistyo (27), warga Desa Gabus, Kecamatan Gabus, Pati.
Baca: Video Detik-detik Mertua Hajar Menantu, Saya Besarkan Anak Saya dari Bayi Bukan Untuk Kau Sakiti
Bapak satu anak itu tak berkutik saat ditangkap tim Satreskrim Polres Pati di tempat persembunyiannya di Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Pati.
"Pelaku membacok korban. Bacokan itu mengakibatkan pembuluh darah putus," kata Nartanti saat gelar perkara di Mapolres Pati, Senin (22/10/2018).
Dijelaskan Nartanti, kasus pembunuhan ini bermula dari terbakarnya amarah pelaku terhadap korban.
Baca: 1x24 Jam, Polisi Ungkap Kasus Penembakan Satu Keluarga, Tetangga Ngaku Tak Dengar Suara Tembakan
Selama enam bulan ini, pelaku emosi karena korban terus saja nekat menggoda dan merayu istri pelaku, Indah Lestari (26).
Puncaknya, pada Kamis (18/10/2018) malam sekitar pukul 23.00 WIB, saat itu korban berulang kali menelepon istri pelaku untuk mengajak berkencan.
Istri pelaku yang merasa jengah pun menolak permintaan korban.
Namun, korban malah mengancam akan menghabisi seluruh keluarganya jika hasrat korban tak dituruti.
Pelaku yang emosi kemudian mengangkat sambungan telepon dari korban.
Bukannya meminta maaf, korban yang berprofesi sebagai dukun itu justru mengajak berduel pelaku di tempat kejadian perkara (TKP) di depan SMPN 1 Gabus.