Pilot Lion Air JT-610 Telah Ketahui Ada yang Tak Beres di Pesawatnya, Dua Langkah ini Jadi Bukti
Pilot Lion Air JT-610 Telah Ketahui Ada yang Tak Beres di Pesawatnya, Dua Langkah ini Jadi Bukti
TRIBUN-BALI.COM- PILOT Bhavye Suneja yang membawa pesawat Lion Air jatuh di perairan Karawang sudah punya ribuan jam terbang.
Pilot Bhavye Suneja sempat mengontak petugas ATC bandara Soekarno Hatta sebelum pesawat Lion Air jatuh.
Pilot Bhavye Suneja juga meminta untuk kembali ke bandara Soekarno Hatta beberapa saat sebelum pesawat Lion Air jatuh.
Baca: Saksi Hidup Ungkap Detik-detik Penumpang Pesawat Lion Air JT-610 di Bandara Soetta, Tak Perlu Antri
Baca: Gadis 16 Tahun ini Ngaku Dirudapaksa Paman, Sepupu, Hingga Ipar
Namun pesawat ini rupanya tak kunjung kembali.
Lion Air JT 610 dilaporkan jatuh pagi ini, Senin (29/10/2018).
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.10 WIB.
Menurut jadwal, pesawat tersebut seharusnya mendarat di bandara Depati Amir Pangkalpinang pada pukul 07.20 WIB.
Baca: Kecelakaan Pesawat Kemungkinan Besar Terjadi pada 3 Menit Pertama dan 8 Menit Terakhir Penerbangan
Baca: Dipepet 7 Remaja, Anggota TNI Dibacok Berkali-kali Meski Telah Ngaku Sebagai Tentara
Namun pesawat tersebut mulai hilang kontak pada pukul 06.33 WIB.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, pesawat membawa 178 penumpang dewasa, 1 anak-anak dan 2 bayi.
Hingga kini masih dilakukan pencarian puing pesawat dan korban oleh tim Basarnas, SAR, TNI dan pihak terkait lainnya.
Baca: Co-Pilot Wanita Ngaku Ditelanjangi di RSUD Dr Soetomo, Sempat Dipotret Dalam Keadaan Tak Berbusana
Baca: Saksi Hidup Ungkap Detik-detik Penumpang Pesawat Lion Air JT-610 di Bandara Soetta, Tak Perlu Antri
Dilansir Grid.ID dari Tribun Medan, pilot pesawat lepas landas secara normal.
Setelah itu pilot sempat mengontak dan mengalami gangguan teknis.
Pilot juga meminta untuk kembali ke bandara Soekarno Hatta kepada pihak ATC.
Kemudian pilot diarahkan dengan instruksi pihak ATC.
Selain itu juga ditemukan fakta bahwa pilot Bhavye Suneja mengontak bandara Halim Perdana Kusuma.