Pengakuan Menyayat Hati PSK di Danau Tempe, RT Terpaksa Jalani Profesinya Karena Terlilit Utang
Di Bali ia hanya bekerja di Danau Tempe sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) saja dan tidak memiliki pekerjaan lain.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, --Jika dipikir hidup itu memang keras.
Begitulah kira-kira yang dirasakan oleh RT (26) perempuan asal Lumajang ini.
Sejak delapan bulan lalu ia datang ke Bali untuk mencari penghidupan.
Dan akhirnya ia kerja di wilayah prostitusi Jalan Danau Tempe, Denpasar.
"Saya sudah 8 bulan di Bali dan baru kali ini kena sidak Satpol PP," kata RT ketika diwawancarai Tribun Bali, usai mengikuti sidang tipiring, Senin (12/11/2018) di Balai Banjar Kelandis, Denpasar.
Di Bali ia hanya bekerja di Danau Tempe sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) saja dan tidak memiliki pekerjaan lain.
Di Bali ia tinggal sendirian dan tak ada saudara.
Ironisnya, ia mengaku keluarganya tahu ia bekerja jadi PSK.
Sekali kencan ia memperoleh bayaran Rp 150 ribu.
"Saya tidak pernah bermalam. Sekali selesai dengan bayaran Rp 150 ribu," kata wanita berambut pirang dan berkulit gelap ini.
Penghasilan yang ia dapat pun tak menentu. Jika musim 'paceklik' ia bisa tak dapat pelanggan.
Perkepala ia pun harus membayar setoran sebesar Rp 20 ribu kepada sang germo.
"Saya bekerja seperti ini agar bisa cepat melunasi hutang," katanya tersipu.
Setelah disidang ini, ia akan pulang ke kampung halamannya.
"Pulang mau ngurus KTP. Pas ini hilang saat mabuk sama tamu," katanya.
Ia tak menjawab ketika ditanya akan berhenti atau tidak melakoni dunia lendir ini. (*)
Selengkapnya simak video di bawah ini :