Jokowi Pesan Drum, Fadli Zon Gitar, Adang: Bangga Produk Bambunya Dibeli Presiden

Gitar bambu yang diproduksi Indonesian Bamboo Comunity (IBC) menjadi salah satu primadona dalam pameran Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Penulis: Rizal Fanany | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Rizal Fanany
Gitar bambu - Pendiri Indonesian Bamboo Comunity ( IBC ), Adang Muhidin, menunjukkan produk gitar bambu di stand SETC EXPO 2018 di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Sabtu (15/12/2018). IBC merupakan komunitas yang bergerak mengelola bambu menjadi produk bernilai ekonomis. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gitar bambu yang diproduksi Indonesian Bamboo Comunity ( IBC ) menjadi salah satu primadona dalam pameran Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ) Sampoerna Enterpreneur Training Center (SETC) Expo 2018 di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Sabtu (15/12).

Sebanyak 180 UKM binaan dari berbagai daerah berpartisipasi dalam acara tersebut.

IBC merupakan komunitas yang bergerak mengelola bambu menjadi produk bernilai ekonomis. IBC didirikan oleh Adang Muhidin tahun 2011, namun baru menjual produk di tahun 2014.

"Saya mendirikan tahun 2011 yang berpusat di Cimahi, tapi menjual produknya tahun 2014 karena tiga tahun itu saya dan tim melakukan riset bersama kawan-kawan mahasiswa," kata Adang kepada Tribun Bali, kemarin.

Setelah melakukan beberapa riset dan produknya mulai dikenal, IBC memberikan pelatihan ke masyarakat di sejumlah daerah.

"Kita baru punya cabang lima provinsi. Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, dan Lampung. Kedepannya IBC ini setiap provinsi ada kantor cabangnya," ungkapnya

Adang mempunyai alasan untuk mengangkat bambu karena ciri khas Indonesia adalah bambu. Bambu mempunyai nilai ekonomis.

“Bambu bisa dimanfaatkan baik kering atau basah. Mulai dari akar sampai daun bisa menjadi produk,” ungkapnya.

Saat ini dia memproduksi berbagai alat musik seperti gitar, bass biola, drum, dan alat musik lainnya. Juga benda lain seperti jam tangan. 

Kedepannya dia ingin mengembangkan bambu sebagai produk pondasi rumah yang kokoh dan kuliner seperti krupuk atau kripik dari daun bambu.

Yang menarik, kata Adang, dibanding di negara sendiri, produk-produknya malah banyak terjual ke luar negeri seperti Eropa, Asia, dan Amerika.

"Justru orang-orang bule yang suka produk IBC. Pernah kirim ke Belgia, Meksiko, Prancis, Jepang, Amerika, Inggris. Pasar terbesar saat ini Malaysia,” tuturnya.

Gitar bambu - Pendiri Indonesian Bamboo Comunity ( IBC ), Adang Muhidin, menunjukkan produk gitar bambu di stand SETC EXPO 2018 di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Sabtu (15/12/2018). IBC merupakan komunitas yang bergerak mengelola bambu menjadi produk bernilai ekonomis.
Gitar bambu - Pendiri Indonesian Bamboo Comunity ( IBC ), Adang Muhidin, menunjukkan produk gitar bambu di stand SETC EXPO 2018 di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Sabtu (15/12/2018). IBC merupakan komunitas yang bergerak mengelola bambu menjadi produk bernilai ekonomis. (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Di Indonesia sendiri, IBC juga mendapat pemesanan.

Meski minim, namun ia bangga karena tak hanya para pengusaha dan masyarakat umum yang membeli produknya, tapi juga Presiden RI dan sejumlah tokoh nasional,

Presiden Indonesia, Joko Widodo pernah memesan drum produk IBC. Mentri Koperasi dan UKM, AA Gede Ngurah Puspayoga, membeli gitar.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved