Cuaca Ekstrem, Sampah Kiriman Membludak di Pantai Kuta

Tidak hanya itu, para wisatawan pun terlihat sepi, hanya beberapa wisatawan saja yang tengah bermain papan selancar.

Penulis: Rino Gale | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / Rizal Fanany
Sejumlah wisatawan melintasi sampah yang berserakan di Pantai Kuta, Badung, Bali, Rabu (23/1/2019). Balawista menerapkan sistem buka tutup pantai kuta demi keselamatan wisatawan yang bermain surfing dan berenang. 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Sejak dua hari lalu, cuaca ekstrem serta gelombang tinggi membuat pesisir pantai di Bali mendapat kiriman sampah.

Salah satunya di Pantai Kuta.

Rabu, (23/1/2019), saat Tribun Bali mengunjungi Pantai Kuta, terlihat sampah kiriman berupa kayu, bambu, dan sampah plastik tertumpuk di sepanjang pantai.

Tidak hanya itu, para wisatawan pun terlihat sepi, hanya beberapa wisatawan saja yang tengah bermain papan selancar.

Michael wisatawan asal Australia yang hendak surfing mengungkapkan, ombak tinggi sangat bagus untuk bermain surfing.

Namun ia tetap waspada jika ada ancaman yang terjadi.

"Iya saya tetap bermain surfing, karena ombak terlihat tinggi, namun saya tidak terlalu jauh dan tetap berhati-hati," ujarnya.

Kepala Balawista Badung, I Ketut Ipel menjelaskan, cuaca ekstrem dan sampah kiriman ini sudah berlangsung dua hari lalu.

Kemarin banyak sampah kayu, namun kali ini sampah plastik yang berdatangan.

Untuk kondisi gelombang di pantai Kuta sendiri masih tetap tinggi, hanya saja angin mulai reda.

"Tadi malam saja pasangnya sampai teras kantor dengan jarak 40 meter dari bibir pantai. Tadi pagi penuh dengan sampah," ujarnya

Dengan kondisi seperti ini, pihaknya memberlakukan sistem buka tutup bagi para wisatawan yang ingin berenang ataupun bermain surfing.

"Dulu pernah dengan cuaca seperti ini serta banyaknya kiriman  sampah, para wisatawan ngotot berenang, kemudian dia tertancap sebatang kayu. Itu yang kita hindari. Maka dari itu kita berlakukan sistem buka tutup. Apabila cuaca sudah membaik, baru kita buka," ungkapnya.

Menurut pantauan BMKG Wilayah III, memang terjadi arus gelombang cukup tinggi.

Pihaknya berharap para wisatawan agar tetap waspada ketika bermain di laut.

"Dipantau dari segi pemodelannya memang cukup lumayan sekitar 2 meter di utara dan selatan Bali. Maka dari itu, agar selalu memantau BMKG," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved