Tingkatkan Pasokan Avtur Bali Nusra, Pertamina Optimalkan Fungsi Terminal BBM Manggis
Pertamina meningkatkan keandalan pasokan Avtur untuk kebutuhan operasional bandara di Bali dan Nusa Tenggara dengan melakukan optimasi pola suplai
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA – Pertamina meningkatkan keandalan pasokan Avtur untuk kebutuhan operasional bandara di Bali dan Nusa Tenggara dengan melakukan optimasi pola suplai.
Optimasi dilakukan dengan mengalihkan pola suplai, yang sebelumnya melalui fasilitas FSO (Floating Storage & Offloading) di wilayah perairan Kalbut, Situbondo, menjadi melalui supply point darat di Terminal BBM Manggis.
Hal ini ditandai dengan acara seremonial Pendaratan FSO Avtur ke Terminal BBM Manggis, di Karangasem, Bali Jumat (25/1/2019) kemarin.
Acara ini dihadiri oleh Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur (LSCI) Pertamina Gandhi Sriwidodo, Senior Vice President (SVP) Shipping Pertamina Erry Widiastono, Direktur Utama Elnusa Petrofin Haris Syahrudin, dan GM Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V Ibnu Chouldum.
Baca: TRIBUN WIKI - 5 Destinasi di Gianyar Cocok untuk Wisata Keluarga, Ajak Anak Liburan Sambil Belajar
Baca: Pengakuan Otak Pelaku Pembunuhan Janda Muda yang Tewas Dibakar, Asri: Tak Tahan Didatangi Arwah
Baca: TRIBUN WIKI - Menghabiskan Liburan Bareng Orang Tersayang di 4 Destinasi Wisata Badung
GM Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V Ibnu Chouldum mengatakan, Bandara Ngurah Rai di Bali merupakan salah satu bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia, dengan kebutuhan Avtur rata-rata sebesar 2.500 kilo liter per hari.
“Perubahan pola suplai Avtur ini, diharapkan dapat lebih menjamin kemanan pasokan (security of supply) di Bandara Ngurah Rai, dengan memperpendek Round Trip Days dari 3.5 hari menjadi 2.5 hari, karena semakin dekatnya supply point Avtur,” ucapnya, melalui rilis resmi yang diterima Tribun, Sabtu (26/1/2019).
Pertamina juga telah meningkatkan kapasitas penyimpanan Avtur di Terminal BBM Manggis dari 20.000 kilo liter (KL) menjadi 30.000 KL, dan di pertengahan Februari 2019 akan ditingkatkan lagi menjadi 40.000 KL.
Selain menjaga keandalan pasokan Avtur, perubahan pola suplai ini juga memberikan dampak potensi efisiensi sekitar USD 7.3 juta, atau setara dengan Rp 106 miliar per tahun.
Selain dengan mengurangi penggunaan 1 (satu) kapal FSO type MR yang sandar di perairan Kalbut, Situbondo, efisiensi juga diperoleh dari pengurangan penggunaan 2 (dua) kapal small sebagai dampak pengurangan waktu tempuh ke Dermaga Benoa.
Baca: Jaga Suasana Sakral di Lingkungan Pura, Pamedek Dilarang Gunakan Plastik
Baca: EP Puji Performa BU Hadapi Blitar United, Adaptasi Berjalan Baik di Semua Lini
Baca: 3 Rekomendasi Masker Korea Murah Meriah, Ampuh Bikin Kulit Cerah dan Glowing, Wajib Dicoba, nih!
Pola suplai Avtur di Bandara Ngurah Rai sebelumnya menggunakan kapal bertipe Medium Range (MR) dari RU (Refinery Unit) IV Cilacap.
Avtur selanjutnya diisikan ke FSO berupa kapal tipe MR yang diapungkan di perairan Kalbut, Situbondo.
Kemudian secara reguler, Avtur dibawa menggunakan kapal tipe kecil (small) sejumlah 3 kapal berukuran maksimal 8.000 DWT (deadweight tonnage) ke Dermaga Benoa untuk dibongkar dan dipompakan ke DPPU (Depot Pengisian Pesawat Udara) Ngurah Rai.
Sedangkan setelah dilakukan optimasi, suplai Avtur dari RU IV Cilacap diangkut langsung ke Terminal BBM Manggis untuk disimpan dalam tangki darat, untuk kemudian dikirimkan ke Dermaga Benoa menggunakan kapal berukuran kecil.
Dari Dermaga Benoa, Avtur dipompakan ke DPPU Ngurah Rai menggunakan pipa.