Korban Longsor di Buleleng Dimakamkan Berdampingan, si Bungsu Dipisahkan, Ini Alasannya

Puluhan warga mengiringi proses pemakaman empat korban longsor di Dusun Sangker, Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN BALI/RATU AYU DESIANI
Puluhan warga mengiringi proses pemakaman empat korban longsor di Dusun Sangker, Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Jenazah Ketut Budi Kaca (33) bersama istri dan dua anaknya dimakamkan di Setra Desa Pakraman Mengening pada Rabu (30/1/2019) sekira pukul 14.00 wita. 

Korban Longsor di Buleleng Dimakamkan Berdampingan, si Bungsu Dipisahkan, Ini Alasannya

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Puluhan warga mengiringi proses pemakaman empat korban longsor di Dusun Sangker, Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

Jenazah Ketut Budi Kaca (33) bersama istri dan dua anaknya dimakamkan di Setra Desa Pakraman Mengening pada Rabu (30/1/2019) sekira pukul 14.00 wita.

Selama menuju ke setra, yang jaraknya sekitar lima kilometer dari rumah duka, warga harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengangkat jenazah ke empat korban.

Baca: Nonton Film Komedi dan Iming-iming Rp 2 Ribu, Wanita Muda Mangsa 3 Bocah Pria, 2 Anak Perempuan

Baca: BREAKING NEWS- Legenda Sepak Bola Bali Made Sony Kawiarda Meninggal Dunia, Dikabarkan Terjatuh

Baca: Ngurah Kantor Panik Lihat Adiknya yang Lumpuh Terjebak Dekat Gudang yang Terbakar

Maklum posisi rumah duka berada jauh di lereng gunung.

Warga bahu membahu mengangkat empat jenazah naik ke atas sejauh kurang lebih setengah kilometer.

Selanjutnya, untuk menuju ke setra diputuskan menggunakan dua unit mobil pick-up.

Baca: Setelah Ditelepon Bupati, Dinas PUPR dan DLH Gianyar Baru Gerak Bersih-bersih

Baca: Kejadian 20 Menit Sebelum Tsunami Banten, Foto dan Kata Terakhir Dylan Sahara pada Ifan Seventeen

Baca: Sepotong Cokelat Selamatkan Gadis 29 Kg dari Anoreksia dan Kematian, Begini Transformasinya

Sesampainya di setra, jenazah kemudian dimasukkan ke dalam liang lahat.

Untuk jasad Ketut Budi Kaca bersama istrinya Luh Sentiani dan putri sulungnya Putu Rikasih dikubur secara berdampingan.

Sedangkan jasad putra bungsunya, Kadek Sutama terpaksa dikubur secara terpisah, yakni di Setra Alit karena semasa hidup gigi almarhum belum pernah tanggal (copot). (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved