Musik Klasik Bisa Percepat Penyembuhan Stroke, Ini Jenis Musik Lain dan Manfaatnya bagi Kesehatan
Kita enggak bisa lepas dari musik dan sudah terbukti banyak keuntungan yang didapat dari mendengarkan musik.
TRIBUN-BALI.COM - Kita enggak bisa lepas dari musik dan sudah terbukti banyak keuntungan yang didapat dari mendengarkan musik.
Menurut Jurnal Advanced Nursing di Inggris, mendengarkan musik bisa mengurangi nyeri akut hingga 21% pada penderita rematik, osteoarthritis dan gangguan sendi lainnya.
Makanya musik diperdengarkan di rumah sakit saat pasien melakukan terapi.
Musik bisa mengurangi tekanan darah, lho. Penderita darah tinggi dianjurkan mendengarkan musik yang tenang setiap pagi dan malam.
Menurut American Society of Hypertensionm dengan mendengarkan musik klasik atau celtic selama 30 menit bisa menurunkan tekanan darah.
Jenis musik yang kita dengar akan berpengaruh
Baca: The Eastbay Luncurkan Single Sekaligus Video Musik, Sentil Pola Pikir Kekinian di Lagu Makan Uang
pada detak jantung. Orang yang sedang mendengarkan musik rap memiliki detak jantung yang lebih cepat dibandingkan orang yang sedang mendengarkan musik klasik.
Namun, ketika keduanya tidak mendengarkan musik, mereka punya detak jantung yang sama.
Tapi kita juga harus tetap berhati-hati dengan musik yang terlalu keras. Semakin keras musiknya, semakin berpengaruh pada detak jantung kita.
Mendengarkan musik terlalu kencang dalam jangka waktu lama bisa meningkatkan tekanan darah 10 % lebih cepat. Dan kalau terlalu sering ini enggak baik.
Musik pop, klasik dan jazz punya efek mempercepat penyembuhan stroke. Rehabilitas stroke di Finlandia selalu memasang musik jenis ini bagi pasiennya agar mempercepat proses penyembuhan.
Baca: Iwan Fals & Musisi Lain Beri Kritik Tajam Soal RUU Permusikan, Anang Hermansyah Beri Tanggapan Ini
Baca: Setelah Korea, Antida Musik Terbangkan Rhytm Rebels ke India
Musik bisa memperkuat daya ingat kita. Musik klasik jaman barok (era tahun 1600-1750 dengan komposer seperti Johann Sebastian Bach, Antonio Vivaldi dan George Frideric Handel) dan karya-karya Mozart memiliki kecepatan beat sekitar 60 beat/menit.
Kecepatan ini merangsang kerja otak kanan dan kiri sehingga otak lebih aktif dalam menerima berbagai informasi.
Menurut jurnal Nature Neuroscience-London, dengan mendengarkan musik bisa merangsang hormon dopamine. Hormon ini yang bisa mempengaruhi emosi, mood dan daya ingat kita .
Penelitian dari University Gothenburg-Swedia menganjurkan kita mendengarkan musik setiap hari untuk mengurangi kadar stres.