Banyak Anak Muda Ikut Tanda Tangan, SJB Gelar Penggalangan Cabut Remisi Susrama di Car Free Day

SJB kembali menyuarakan aspirasinya mengenai penolakan dan pencabutan remisi untuk pelaku pembunuhan jurnalis, I Nyoman Susrama

Penulis: Busrah Ardans | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Rizal Fanany
GALANG - Solidaritas Jurnalis Bali (SJB) kembali menyuarakan aspirasinya mengenai penolakan dan pencabutan remisi pelaku pembunuhan jurnalis, I Nyoman Susrama, dengan menggalang tanda tangan masyarakat di ajang Car Free Day, Renon, Denpasar, Minggu, (3/2/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Solidaritas Jurnalis Bali (SJB) kembali menyuarakan aspirasinya mengenai penolakan dan pencabutan remisi untuk pelaku pembunuhan jurnalis, I Nyoman Susrama, dengan menggalang tanda tangan masyarakat Bali di Car Free Day, Renon, Denpasar, Minggu (3/2/2019) pagi.

Penggalangan tanda tangan cabut remisi Susrama tampak berhasil.

Satu kain putih panjang yang terbubuhkan tanda tangan berhasil dihimpun SJB.

Rencananya, kumpulan tanda tangan itu akan tetap diserahkan kepada menteri atau presiden sebagai dasar keberatan terhadap Keputusan Presiden (Keppres) tentang remisi tersebut.

Sambil jogging dan bersolidaritas, masyarakat diimbau dan diberikan edukasi oleh para aktivis SJB tentang perjuangan pencabutan remisi pembunuh jurnalis. 

Baca: Kisah Cinta Penyandang Disabilitas dengan WNA Jerman, Ketut Raka Disebut Wanita Sempurna

Baca: Quotes Romantis Valentine Day! Bukan Cuman Berlaku Bagi yang Berpasangan, Buat Jomblo Juga kok

Penggalangan dukungan tanda tangan pada spanduk dimulai pukul 07.00 Wita hingga selesai.

Tepat di depan Monumen Bajra Sandhi, Renon, Denpasar, spanduk putih dibentangkan beserta spidol dan flyer mengenai alasan penolakan terhadap remisi Susrama.

Dari pengamatan Tribun Bali, dari sisi kawula muda, aksi solidaritas ini mendapat respon positif.

Banyak dari mereka yang datang dan kemudian berdiskusi serta membubuhkan tanda tangan sebagai simbol dukungan.

Mardika, satu di antara aktivis SJB, mengatakan solidaritas tersebut diselenggarakan dalam rangka mengampanyekan kepada publik terkait dengan cabut remisi pembunuh jurnalis.

"Karena kerja-kerja jurnalis adalah kerja-kerja independen untuk kepentingan publik. Jurnalis tidak bisa diintimidasi apalagi diteror bahkan tidak sampai untuk menakut-nakuti publik. Tapi kerja jurnalis untuk kepentingan masyarakat. Maka kami mengimbau dan mengharapkan masyarakat untuk berempati dan bersimpati terhadap kerja jurnalistik. Utamanya mendukung pencabutan remisi pembunuh jurnalis," kata Mardika. 

Baca: Banjir Order karena DBD, Kisah Heru Budidayakan Ikan Cupang Hingga Raih Omset Belasan Juta

Baca: Hilang Sejak 14 Januari Lalu, Bocah Perempuan Ini Ditemukan Tewas dengan Tubuh Tak Utuh

"Jadi hari ini kita jalin kebersamaan dengan masyarakat supaya ke depan tidak ada lagi jurnalis yang diteror, tidak ada jurnalis yang diintimidasi apalagi dibunuh secara berencana," ungkapnya, menjelaskan.

SJB juga mengimbau masyarakat dan pers bersama bekerja secara profesional dan membangun kebebasan pers untuk kepentingan bangsa negara. 

"Kami juga bersyukur jumlah tanda tangan yang didapat ada ratusan. Lihat saja kain putih yang disediakan tim, full terisi tanda tangan," tutur Mardika.

Sementara itu, Hasan, salah satu penandatanganan menjelaskan dirinya ikut berpartisipasi dalam penggalangan tanda tangan tersebut karena rasa kemanusiaan.

Baca: Berhati Suci & Jujur, Bagaimana Nasib Lahir Senin Kliwon Krulut?

Baca: TRIBUN WIKI - Melukat di Klungkung & Karangasem, Patirtaan Tadah Uwuk Sembuhkan Penyakit Kutukan

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved