DPD Organda Bali Minta Gubernur untuk Kaji Pembangunan Dua Jalan Short-Cut Denpasar-Singaraja
Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bali bertemu dengan Gubernur Bali, Wayan Koster di Rumah Jabatan Jayasabha
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bali bertemu dengan Gubernur Bali, Wayan Koster di Rumah Jabatan Jayasabha, Senin (4/3/2019).
Dalam kesempatan itu, Ketua DPD Organda Bali, Ketut Eddy Dharma Putra mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali yang sudah mulai membangun jalan short-cut Denpasar-Singaraja.
Baginya short-cut tersebut nanti akan sangat mempercepat jarak tempuh menuju Kabupaten Buleleng.
“Jalan short-cut tersebut saya yakin akan mempercepat terciptanya keseimbangan pembangunan Bali selatan dan utara seperti yang diwacanakan sejak lama,” tutur Eddy.
Tak berhenti sampai di situ, Eddy juga meminta Gubernur Koster untuk dapat mengkaji jalur short-cut lain seperti jalur Mengwi-Batuan-Purnama dan jalur Kuta-Soka-Celukan Bawang.
“Kalau jalur ini bisa direalisasikan, menurut kajian kami akan sangat mengurangi kepadatan lalu lintas di Kota Denpasar karena kendaraan yang melintas antarkabupaten tidak perlu memasuki Kota Denpasar,” kata Eddy.
Selain itu, Eddy juga mengapresiasi dibukanya kembali transarbagita jalur Nusa Dua yang menurutnya masih sangat dibutuhkan bagi mahasiswa dan para pegawai sekitar Nusa Dua yang sekaligus dapat mengurangi tingkat kemacetan di jalur tersebut.
Namun dalam pertemuan tersebut, Organda Bali mengeluhkan banyaknya kendaraan luar Bali yang beroperasi menetap di Bali.
Mereka pun berharap agar Gubernur Koster mengambil sikap atas hal itu.
Baca: H-2 Nyepi Swalayan Tiara Dewata Dipadati Pengunjung
Baca: Melasti di Tanah Lot Jadi Daya Tarik Wisatawan
Baca: Lacak Keberadaan Lewat Gmail, Radit Temukan Ponselnya di Tegal Wangi Sesetan
Susun Regulasi
Sementara itu, Gubernur Koster ingin armada transportasi pendukung industri pariwisata di Bali punya standarisasi yang jelas.
“Bukan hanya kendaraannya yang harus punya standar keamanan dan kenyamanan, namun supirnya pun harus distandarisasi pelayanannya, estetikanya kepada wisatawan yang datang. Ini penting karena dapat menjadi wajah dan citra Bali sebagai daerah tujuan wisata internasional,” beber Koster.
Gubernur kelahiran Singaraja ini menegaskan, selama ini jasa pelayanan pariwisata termasuk di dalamnya moda transportasi yang ada di Bali nampak kurang tertata dengan baik karena belum ada regulasi yang jelas mengenai hal tersebut.