Cerita Shortcut Canggu di Jalan Echo Beach di Tahun 2007 yang Mungkin Belum Kamu Ketahui
“Kondisi shortcut Canggu sangat memprihatinkan sekarang. Sudah sangat krodit luar biasa. Meski sudah dijadikan satu arah, tetap dilabrak,”
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Mereka yang tak terbiasa mengemudikan kendaraan di jalan kecil berpotensi terperosok ke sawah ketika berpapasan.
“Kondisi shortcut Canggu sangat memprihatinkan sekarang. Sudah sangat krodit luar biasa. Meski sudah dijadikan satu arah, tetap dilabrak,” kata Surianta saat ditemui di kediamannya pekan lalu.
Mungkin belum banyak yang tahu bagaimana Shortcut Canggu tersebut awalnya dibuat dan peruntukannya.
Shortcut Canggu, kata Surianta, dibangun pertama pada tahun 2007 silam, yakni pada masa kepemimpinan Bupati AA Gede Agung.
Panjang jalan ini sekitar 1,5 kilometer.
Saat dibangun, pariwisata di Canggu belum begitu menggeliat seperti sekarang.
Shortcut Canggu dulunya adalah jalan subak yang lebarnya cuma cukup untuk satu sepeda motor.
Jalan ini dulunya digunakan oleh para petani untuk ke sawah.
“Jalan ini kan menghubungkan dua desa. Nah waktu itu desa meminta bantuan ke kabupaten agar dibuatkan jalan. Akhirnya dibuatlah seperti sekarang ini dengan dana APBD dulu,” jelas Surianta.
Karena terkendala faktor pembebasan lahan, maka shortcut Canggu dulunya cuma bisa dibuat dengan lebar tidak lebih dari tiga meter.
Itupun, sebetulnya pihak yang mempunyai tanah di sekitar shortcut Canggu sudah merelakan tanah mereka digunakan jalan sekitar satu setengah meter.
“Dulu warga yang punya tanah sudah merelakan tanahnya dijadikan jalan. Makanya cuma bisa segitu lebarnya,” kata Surianta.
Waktu awal-awal dibangun, shortcut Canggu belum seperti sekarang karena wisatawan belum begitu banyak yang berkunjung ke daerah tersebut.
Namun setelah Desa Canggu dan Tibubeneng dibanjiri wisatawan sekitar tahun 2013-2014, mulailah shortcut Canggu menimbulkan masalah.
Mulai dari kemacetan, dan kendaraan yang terperosok ke sawah.