Banyak yang Meyakini Menikah Bikin Kepribadian Berubah, Benarkah?
Banyak orang percaya menikah bisa mengubah kepribadian seseorang. Ini hal yang nampak mustahil namun diyakini banyak orang.
TRIBUN-BALI.COM - Banyak orang percaya menikah bisa mengubah kepribadian seseorang. Ini hal yang nampak mustahil namun diyakini banyak orang.
Penelitian berskala kecil dari Universitas Georgia yang melibatkan 169 pasangan membuktikan hal itu. Perubahan tersebut biasanya terjadi setelah 1,5 tahun pertama usia pernikahan.
Para pasangan diminta mengisi kuesioner di tiga titik usia pernikahan mereka, yaitu 6 bulan, 12 bulan dan 18 bulan untuk mendeteksi perubahan karakter yang terjadi dalam diri individu.
Setiap individu mengisi dua kuesioner untuk menilai kepuasan pernikahan dan kepribadian mereka.
Dalam ilmu psikologi, ada lima aspek kepribadian yang dimiliki seseorang. Namun, setelah 18 bulan masa pernikahan, ada perubahan dalam setiap aspek tersebut.
Berikut perubahan yang terjadi.
 1. Keterbukaan
 Aspek ini menunjukan tingkat keterbukaan kita terhadap pengalaman baru. Jika kita memiliki keterbukaan yang tinggi, kita suka mencoba hal-hal baru.
Sebaliknya, jika kita memiliki keterbukaan yang rendah, kita lebih nyaman dengan apa yang sudah kita ketahui.
Perubahan yang terjadi: Aspek ini meningkat secara signifikan untuk para suami. Pada pihak istri tingkatnya menurun, tetapi ini mencerminkan tingkat penerimaan mereka pada rutinitas pernikahan.
2. Conscientiousness atau kehati-hatian
 Ini berkaitan keandalan dan kedisiplinan dalam diri kita. Jika kita memiliki aspek conscientiousness yang tinggi, kita cenderung menjadi pribadi yang tepat waktu dan mampu menjaga rumah tetap rapi.
Sebaliknya, jika kita memiliki aspek conscientiousness yang rendah, kita cenderung kurang peduli tenggat waktu dan merasa nyaman di lingkungan yang berantakan.
Perubahan yang terjadi: Aspek ini meningkat secara signifikan untuk para suami. Namun, tingkat conscientiousness para istri tetap sama.
Dalam riset ini, para peneliti mencatat wanita memiliki aspek conscientiousness yang cenderung lebih tinggi daripada pria.
Peningkatan aspek conscientiousness untuk pria mungkin mencerminkan pembelajaran tentang pentingnya menjadi pihak yang bisa diandalkan dan bertanggung jawab dalam pernikahan.
3. Extraversion atau ekstraversi 
Ini melibatkan karakter yang mudah diperlihatkan atau tidak. Jika kita memiliki ekstraversi yang tinggi, biasanya kita memiliki kepribadian yang suka bersosialisasi.


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											