10 Siswa Sekolah di Bangli Ini Tunggak Uang SPP Hingga Total Rp 43 Juta, Andy: Mereka Anak Miskin
Tidak main-main, total tunggakan dari 10 anak tersebut mencapai Rp 43 juta rupiah. Andy saat dikonfirmasi tribun-bali.com, Minggu (17/3/2019)
Penulis: Busrah Ardans | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Relawan kemanusiaan I Wayan Andi Karyasa memposting sebuah informasi di akun instagramnya @andy_k_wy mengenai adanya 10 anak di SMK PGRI Tembuku Bangli yang tengah menunggak pembayaran SPP dan uang pakaiannya.
Tidak main-main, total tunggakan dari 10 anak tersebut mencapai Rp 43 juta rupiah.
Andy saat dikonfirmasi tribun-bali.com, Minggu (17/3/2019), siang tadi membenarkan postingannya tersebut.
Kepada tribun-bali.com, dirinya mengakui tengah mengupayakan agar bisa membantu adik-adik SMK tersebut karena menurutnya, 90 persen siswa-siswi tersebut layak dibantu.
"Kesepuluh anak itu memang merupakan keluarga tidak mampu. Ada juga yang yatim-piatu. Total tunggakan uang SPP dan Pakaiannya hingga Rp 43 Juta. Dari total 10 itu ada 8 orang yang layak, satu orang tidak dan satunya lagi belum ta lihat kondisinya. Cuma menurut kami 90 persen mereka layak dibantu," kata dia.
Ia melanjutkan, dari 10 orang itu ada beberapa yang memang sangat layak dibantu dan secara spesifik atau dirincikannya, kesulitan mereka, sudah diketahuinya.
"Kesulitan mereka secara spesifik beberapa sudah saya ketahui, walaupun secara keseluruhan mereka adalah Yatim dan keluarga tidak mampu," kata dia lagi.
"Pihak kami sudah bertemu dengan Kepala Sekolah dan anak-anak SMK PGRI Tembuku Bangli itu. Dan respon mereka mendengar akan dibantu dalam permasalahan ekonomi, mereka senang sekali. Terutama guru-guru mereka, apalagi sekolah itu merupakan Yayasan jadi jika bisa bantu membayarnya itu baik sekali untuk melancarkan operasional dan kegiatan sekolah," jelasnya.
Ia menyebutkan, hal tersebut dilakukan demi kelancaran belajar-mengajar adik-adik di sekolah tersebut.
"Artinya, itukan PGRI jadi untuk biaya para pengajar, fasilitas dan kegiatan lainnya. Bahkan sebelumnya, jumlah tunggakan oleh para siswa yang telah lulus lebih besar dari yang diketahui saat ini," sebutnya.
Walaupun begitu, pihak sekolah, ujarnya, adalah pihak yang luar biasa karena memberikan kesempatan anak-anak untuk belajar.
"Sekolah tidak terlalu menuntut harus dibayar, tapikan tetap saja sekolah juga perlu dana untuk biaya operasional seperti yang saya sebutkan. Saya melihat, intinya sekolah itu benar-benar luar biasa Bli," ujarnya, meyakinkan.
Secara yang diketahuinya, pembiayaan SPP di sekolah tersebut sebesar Rp 100 ribu perbulan, sementara uang pakaian dan uang Komite Rp 1,8 juta saat pertama kali masuk sekolah.
"Tapi, berdasarkan informasi bapak kepala sekolahnya itu, bahkan ada yang sampai kelas III belum dibayar, artinya sekolahnya luar biasa memberikan, sampai tiga tahun mereka diberikan keringanan, meski akan merugikan pihak sekolah.
"Kedepannya saya berharap ada orang-orang yang bersimpati terhadap sekolahnya. Bayangkan saja kalau banyak nunggak, bagaimana guru-gurunya. Dan harapan dari kepala sekolahnya, bahwa bisa ada yang membantu anak-anak SMK itu, karena keuangan sekolah lagi tidak baik," harapnya.
Lebih dari itu, dia menambahkan, pihak sekolah selalu berusaha agar tetap ada murid baru, karena kata dia, Kepala Sekolah tersebut tidak menyukai siswa yang putus sekolah.
"Saya pikir niatnya luar biasa. Dalam waktu dekat relawan Wayan Andy Karyasa dan teman relawan sekitar Bangli mencoba membantu para siswa tersebut," tambahan. (*)