Gunung Agung Erupsi, Pemedek Tetap Membludak di Pura Agung Besakih
Gunung Agung Erupsi, Pemedek Tetap Membludak di Pura Penataran Agung Besakih
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA- Erupsi yang terjadi, Kamis (28/3/2019) sekitar pukul 18.25 wita, tak mempengaruhi pemedek yang tangkil ke Pura Penataran Agung Besakih, Desa Besakih, Kecamatan Rendang.
Pemedek tidak ada yang khawatir saat erupsi.
Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiarta mengatakan, prosesi persembahyangan berjalan seperti biasanya.
Pemedek tetap berdatangan, dan memenuhi area penataran.
"Erupsi tadi tak berpengaruh. Umat tetap membludak,"kata Jro Mangku.
Ditambahkan, pemedek tidak melihat erupsi karena Gunung Agung tertutup kabut.
Suaranya pun tak terdengar lantaran pemedek ramai di Pura Penataran.
Tapi, pihaknya tetap meminta pemedek untuk waspada dan berhati hati, serta tidak panik.
"Pemedek yang berada di dalam Pura Penataran tak mendengar ada suara gemuruh. Kalau pemedek diluar penataran kemungkinan mendengar," kata Jro Mangku Widiarta.
Semua Banjar di Desa Ban Terpapar Abu
Hampir semua Banjar di Desa Ban, Kecamatan Kubu terpapar abu vulkanik akibat erupsi, Kamis (28/3/2019).
Itu terjadi 15 menit setelah letusan.
Intensitas abu yang turun tipis, tidak setebal hujan 2017 lalu.
Warga juga tidak khawatir dengan kondisi ini.
"Semua banjar terkena hujan abu. Warga tetap tenang dan tak panik. Cuma ada empat KK yang bergeser ke Kantor Desa, kemungkinan karena takut. Tapi sekarang sudah mau kembali ke rumahnya," kata Wayan Potag saat dihubungi Tribun Bali.
Ditambahkan, saat ini warga Ban sudah istirahat dirumah masing-masing.
Pengurus desa juga mengimbau warga untuk waspada dan tidak panik saat terjadi erupsi.
Saat keluar warga diminta mengenakan masker, antisipasi abu vulkanik.(*)