Berita Banyuwangi
Pembangunan Industri Kereta Api Terbesar Se-Indonesia di Banyuwangi Resmi Dimulai
Pembangunan industri kereta api terbesar se-Indonesia di Banyuwangi resmi dimulai
TRIBUN-BALI.COM, BANYUWANGI - Pembangunan industri kereta api terbesar se-Indonesia di Banyuwangi resmi dimulai.
Groundbreaking pembangunan industri kereta api terbesar se-Indonesia di Banyuwangi dilakukan Sekretaris Menteri BUMN Imam Apriyanto Putro dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di areal pabrik, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Minggu (31/3/2019).
Pabrik kereta api milik BUMN, PT INKA di lahan seluas 83 hektare dengan investasi Rp 1,6 triliun itu bakal difokuskan menggarap pasar ekspor ke Asia, Afrika, dan Australia.
Imam Apriyanto mengatakan, pabrik tersebut membawa teknologi terbaru hasil kolaborasi dengan Stadler Rail Group, salah satu perusahaan kereta api terbesar dunia.
Baca: Arnawa Minta Kurikulum Pelajaran Bahasa Bali Ditinjau Ulang, Belum Mengakomodasi Sekolah Khusus
Baca: Peramal Rara Meditasi di Pura Gelap Besakih, Tak Disangka Temukan Sosok yang Kerap Dimimpikannya
“Pasar ekspor INKA kian berkembang. Maka kita bangun baru lebih canggih di Banyuwangi. Kami pilih Banyuwangi karena daerah ini punya pelabuhan ekspor sehingga bisa menekan biaya pengiriman,” ujarnya.
“Komitmen Banyuwangi dalam mendukung investasi juga menjadi pertimbangan,” tambahnya.
Pabrik anyar itu bakal menghasilkan hingga 4 gerbong kereta per hari, jauh lebih besar dibanding pabrik INKA di Madiun yang hanya menghasilkan satu kereta per hari.
Direktur Utama PT INKA, Budi Noviantoro, memaparkan, saat ini INKA menerima banyak pesanan kereta untuk ekspor.
Salah satunya Srilanka yang memesan 250 kereta dengan nilai USD 100 juta.
Baca: Gedung Sempit & Bocor, Perbakin Gianyar Tetap Berprestasi di Tengah Keterbatasan Fasilitas
Baca: Solidaritas Pedagang Pasar Sukawati, Lapangan Sutasoma Masih Kosong, Begini Penjelasan Kepala Pasar
Belum lagi untuk memenuhi pesanan dari Bangladesh dan Filipina.
INKA juga menjajaki peluang pasar baru di Afrika, Australia, dan Taiwan.
“Makanya kami ingin pabrik Banyuwangi bisa cepat selesai. Targetnya 2020 sudah jalan produksi,” katanya.
INKA bakal merekrut 2.000 pekerja lokal.
Sebagian bakal dikirim magang 3 bulan di Swiss sembari menunggu proses pembangunan pabrik.
INKA berkolaborasi dengan Pemkab Banyuwangi membuka jurusan perkerataapian di Politeknik Negeri Banyuwangi dan sejumlah SMK.
Baca: Juara Faber-Castell Family Art Competitions Bali, Najwa Alya Buka Kesempatan Jalan-jalan ke Hongkong
Baca: Saudagar Muda dan Kelas Kreatif Dorong Kreativitas Wirausaha Anak Muda Banyuwangi