Gerombolan Monyet Serbu Rumah Warga di Tenganan, Tak Hanya Buah, Tuak Pun Diminum Sampai Habis
Buah pisang, daun, dan bunga habis dimakan namun tak hanya itu,tuak warga di atas pohon pun habis diminum monyet.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA – Gerombolan monyet liar merusak tanaman krama di Desa Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Bali, Rabu (17/4/2019).
Buah pisang, daun, dan bunga habis dimakan namun tak hanya itu,tuak warga di atas pohon pun habis diminum monyet.
Kelian Desa Tenganan Pegerinsingan, Wayan Sudarsana menjelaskan, ratusan ekor monyet turun gunung dan merusak tanaman warga sejak 3 bulan lalu.
Buah yang dimakan dan dirusak yakni buah pisang, nanas, rambutan, mangga, dan celuring.
"Nggak hanya merusak dan memakan buah warga, gerombolan monyet juga rusak permukiman warga. Makanya banyak warga yang mengeluh, dan resah terkait kejadian," kata Wayan Sudarsana saat ditemui di Tenganan Pegringsingan.
Tuak warga yang belum diambil dari kebun diminum sampai habis tanpa ada sisa.
Diperkirakan warga alami kerugian hingga jutaan rupiah.
Sebagian warga juga tidak bisa memanen karena sebagian buahnya habis dimakan monyet.
Fenomena seperti ini terjadi tiap tahun, biasanya saat pergantian musim.
Bojog turun gunung setelah makanan di atas gunung habis.
Gerombolan monyet yang merusak tanaman warga berasal dari Bukit Gumang.
Populasi monyet di Gumang beertambah tiap tahun.
"Bisa jadi gerombolan monyet terus menyisir hutan, serta kebun warga jika stok makanan habis di atas. Gerombolan monyet sangat meresahkan dan merugikan masyarakat," tambah Sudarsana.
Pihaknya berharap pemerintah daerah mencarikan solusi agar gerombolan monyet tak merusak permukiman warga.
Apalagi populasi monyet di Bukit Tenganan dan Gumang terus bertambah.